Selasa, 21 November 2017
Kisah Luka-Luka Andri – Episode Erna
Minggu, 12 November 2017
Kisah Luka-Luka Andri – Episode Clarista
Jumat, 20 Oktober 2017
Satu Hari yang (Seharusnya) Menyenangkan
Oleh : Andri Mulyahadi
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa.. karena saya masih diberikan umur dan kesehatan di tahun ini..
Hingga saya masih bisa menulis kata-kata ini.
Saya berterimakasih kepada keluarga dan para sahabat yang sudah mengingat dan memberikan kejutan kecil untuk saya. Sebuah hadiah yang luar biasa di hari yang luar biasa ini..
Satu hari yang menyenangkan..
Sebelumnya saya menanti-nanti satu hari yang menyenangkan ini, ketika telah datang ingin rasanya mengisi dan menghabiskan waktu yang menyenangkan dan bahagia, namun hal itu tak berlangsung lama, saya tahu, saya tak bisa meminta waktu untuk berhenti beberapa jam saja, atau beberapa menit untuk berlama-lama. Karena saat saya kehilangan hari ini, saya harus menunggu 365 hari lagi untuk bisa bersenang-senang seharian. Itupun jika Tuhan masih memberi saya kesempatan hidup hingga 365 hari lagi.
Satu hari yang menyenangkan..
Saya membuka kotak surat.. Mungkin Ada banyak pesan yang berdatangan di dalam sana. Semuanya sebuah pesan-pesan bahagia untuk saya. Pesan yang mungkin bisa membuat saya meneteskan air mata bukan karena sedih tapi bahagia. Pesan yang tak tega untuk saya hapus apalagi dibuang. Jika saja kotak surat itu sebesar kamar, rasanya ingin ku simpan hingga tahun berikutnya. Namun bisa saja saya tak ingin membukanya karena tak ada satu suratpun bersemayam di dalam sana.
Satu hari yang menyenangkan..
Saya teringat seseorang. Dia pernah menemani saya melewati satu hari yang menyenangkan ini, namun itu tahun lalu, bukan maksud saya tahun lalu yang lain, saya lupa pada tahun yang mana. Bayangkan saya melalui hari yang menyenangkan seperti ini sendiri pun gembira apalagi ditemani seseorang, "satu hari berasa dua hari". Namun hari ini seseorang itu sedang tidak bisa menemani saya, mungkin dia sedang ada keperluan mendadak atau sedang bekerja di luar kota. Setidaknya saya tak ingin berpikiran "seseorang itu sudah lupa".
Satu hari yang menyenangkan.
Saya banyak bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan, mereka tampak gembira dan bahagia, sebuah tawa renyah dan senyuman sudah cukup membuat saya percaya bahwa mereka juga sedang menikmati satu hari yang menyenangkan. Sebuah hal lucu bisa bertemu dengan orang yang juga sedang menikmati hari mereka yang menyenangkan, serunya kita bisa menikmati nya bersama, hanya ada rasa senang, rasa yang lain kita akan mengesampingkan dahulu. Namun itu memang tak selalu ada, terkadang kita tak tahu mana orang yg benar-benar sedang menikmati hari yang menyenangkan ini atau hanya bersembunyi dari wajah senyumnya itu.
Satu hari yang menyenangkan.
Saya berdoa. Saya ingin berdialog dengan Tuhan, saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena telah memberikan saya satu hari yang menyenangkan ini. Dengan begitu saya akan libur merasakan sedih, sesal, kecewa, marah. Saya hanya merasakan satu hal saja kesenangan, karena saya tahu Tuhan hanya memberikan ku satu hari saja dalam setahun, satu hari yang menyenangkan. Terimakasih Tuhan hanya Engkau yang mengetahui segalanya.
Satu hari yang menyenangkan..
Saya kembali ke rumah. Waktu saya yang menyenangkan ini tersisa beberapa menit saja. Rasanya ingin sekali mengulangi hari yang menyenangkan ini. Atau minimal tambah satu hari lagi. Namun waktu memang tidak bisa ditawar-tawar, waktu hanya memberikan satu hari yang menyenangkan ini satu kali saja, jika saya ingin lagi harus menunggu tiga ratus hari lebih. Ingin saya memimpikan hari ini tak boleh berakhir karena saya masih menunggu sesuatu yang akan datang, setidaknya di detik-detik terakhir hari ini..
Saya masih menunggu..
Satu hari yang (seharusnya) menyenangkan.. saya bersyukur dengan hari ini karena saya hanya merasakan satu perasaan saja, yaitu senang, tidak lain. Meski saat kamu membaca cerita sederhana ini merasa bersedih atau apapun kecuali senang, berarti kamu sedang mengetahui apa sebenarnya hari yang menyenangkan itu.. namun kali pertama satu hari yang menyenangkan itu aku lewati.. aku bersedih..
Satu hari dimana saat kali pertama aku menjerit dan meneteskan air mata ketika bertemu dengan dunia..
Satu hari ini (sebenarnya)... Sudah hilang..
Jumat, 21 Juli 2017
[REVIEW] FAITH AND THE CITY BY HANUM SALSABIELA RAIS & RANGGA ALMAHENDRA
Senin, 13 Maret 2017
[Fragmen] Prolog - Ketika HUjan Tak Bersama Cinta
..Potongan novel "Dilemanisme" yang belum selesai---yang mungkin akan saya selesaikan untuk waktu yang tidak sebentar---masih dalam bentuk yang abstrak, masih sedikit liar, dan masih seperti fragmen yang belum utuh. Hal itu karena masih ada cinta yang belum terselesaikan dan luka karena patah hati yang tidak mudah disembuhkan.
saya pun masih mengadaptasikan apakah novel ini bisa dilanjutkan atau tidak. Saya masih melatih tokoh-tokoh di dalamnya agar bisa menjadi pemeran yang saya harapkan. namun dengan segenap hati saya mencoba membangun jantung cerita ini agar setidaknya bisa berdetak sehingga ketika saya memiliki cukup energi untuk bisa menyatukan antara cinta dan luka akibat patah hati, saya bisa melanjutkannya dengan sepenuh hati.
Maka dari itu, agar bisa membangun itu semua, saya ingin menyimpan fragmen yang tidak kompleks ini dalam bentuk prolog yang sangat singkat.