Cerpen : Andri Mulyahadi
..Bermimpi, aku menyebutnya bereksplorasi.
..Batas antara sadar dan
tidak sadar disaat terlelap adalah titik awal bertemunya sebuah mimpi. Setelah
melewati fase-Rapid Eye Movement, perlahan aku akan memasuki dunia mimpi, dan
aku mulai untuk bereksplorasi.
..Mimpi adalah saat dimana kau berada diantara
dunia nyata dan maya, dunia tanpa batas ruang dan waktu, tanpa mengenal siapa
dan dimana, bahkan bebas untuk bereksplorasi sesukamu. Melukis harapan dan
cita-citamu atau bersandiwara dengan jati dirimu. Semua dapat kau lakukan dalam
satu waktu, di dalam mimpi..
..Tetapi saat kau
terlalu asik dalam dunia mimpimu, kau melupakan hal yang berada dalam dunia
nyatamu, kau lupa bahwa kau masih punya batasan yang tak bisa kau bawa ke dunia
mimpimu, itu mengapa kau tak bisa terus selamanya bermimpi, tak bisa selamanya
bereksplorasi..
..Tapi aku, bisa
melakukannya setiap malam.
Akhir-akhir
ini Putri selalu bermimpi buruk. Waktu itu ia bertemu penyihir yang menyerupai
sosok ibundanya yang telah meninggal, lalu ia dikejar-kejar oleh seorang yang
menakutkan, berjubah hitam dengan membawa tongkat pisau seperti arit yang
panjang dan tajam. Putri mencoba menyelamatkan diri dari
itu tetapi putri tidak sanggup lagi berlari kemudian terjatuh. Beruntung ada
seseorang yang datang di malam bulan purnama bersama para peri kecil menolong
Putri dan Ia kembali selamat, meski Ia berkali-kali di tolong oleh orang
misterius tersebut, tetapi dalam hatinya ia masih belum tenang, ia masih
merasakan “kebimbangan” yang luarbiasa.
Detik,
kini menuju sesuatu yang bertuliskan “01.45”.
Mereka
berdatangan, berbondong-bondong menuju Istania, sebuah istana megah tempat
keluarga kerajaan itu hidup. Mereka banyak, bersayap-sayap, berwarna-warni,
bercahaya dan berkilauan, kecil tapi mereka cerdas. Mereka bertipu daya, itu
yang sering mereka lakukan disaat orang lain sedang terlelap.
Mereka
beterbangan menuju kamar sang putri mahkota kerajaan, Putri Istania, yang
tengah tertidur dan bermimpi. Mereka bertawa-tawa kecil mengitari putri seolah
berpesta pora di tempat itu.
“Hei
lihat tuan Putari sepertinya sedang tertidur, lelap sekali.”
“Tapi
kenapa ia senyum-senyum sendiri, kurasa ia sedang bermimpi.”
“Hei
kalian ini, usil saja. Kita kesini bukan untuk mengganggunya.” Peri Merah Jambu
memberi tahu kedua peri usil itu.
“Ah,
kau ini MJ, ayo lah kita berpesta malam ini di luar sana para kawan langit
malam pun sedang bergembira.”
“Ayo,
Violet, kita lihat, sedang bermimpi apakah tuan Putari malam ini?”
Ketiga
peri itu sedang berdiskusi. Violet dan Bluesy memang peri yang sedikit usil tetapi
mereka cerdas, mereka hendak memasuki alam mimpi Putri Istania, walau MJ telah
mencegahnya tetapi mereka tetap saja keras kepala.
Mereka
memang punya kemampuan untuk masuk ke dalam mimpi siapa saja, makanya mereka
sering disebut “Peri Mimpi”. Mereka berdua contohnya, hampir setiap malam
mereka masuk ke dalam mimpi Putri Istania. Entah untuk apa, biasanya hanya
sekedar bermain-main di dalam mimpi tanpa diketahui Putri. Tetapi kadang mereka
membantu Putri Istania menghadapi mimpi buruknya, seperti malam ini.
***
Putri
Istania sedang membawakan makanan kesukaan ayahandanya, beliau bernama Mahastha,
Raja Istania yang gagah berani nan bijaksana. Dengan riang gembira Putri hendak
memasuki kamar sang ayah, namun tak sengaja Ia melihat Penasihat Kerajaan
seperti tengah merencanakan sesuatu bersama para Menteri dan Prajurit kerajaan
di kamarnya yang pintunya setengah terbuka.
“Aku
mempunyai rencana hebat dan ini tak boleh gagal, apa kalian mengerti?” Penasihat
Kerajaan itu tengah berbisik-bisik, dengan mata yang tajam menatap para Menteri
dan Prajurit kerajaan.
“Kita
akan hancurkan Istania, hahaha” Penasihat Kerajaan itu tertawa kecil.
“Ya,
kami mengerti, Tuan.”
Mereka
seolah tunduk pada perintah Penasihat Kerajan itu, dan Penasihatitu seperti
mempunyai niat jahat kepada keluarga kerajaan. Padahal Penasihat Kerajaan
terkenal karena nasehatnya yang baik dan bijak untuk kejayaan Kerajaan Istania
dan sangat menghormati Raja Mahastha.
Putri
tiba-tiba terkejut mendengar apa yang mereka bicarakan. Putri tak sengaja
menumpahkan makanannya ke lantai hingga mereka menyadari ada suara dan melihat
kearah pintu.
“Siapa
itu ?!” Teriak Penasihat melihat Putri berdiri di depan pintu kamarnya.
“Dia
Tuan Putri, tuan”
“Tangkap
dia, jangan biarkan dia lolos” Penasihat menyuruh prajurit menangkapnya.
Putri
kemudian berlari menuju ke kamar ayahandanya, tetapi prajurit berhasil
menangkapnya.
“Mau
kemana kau Tuan Putri, ahaha.”
“Bagus
prajurit. Selamat malam tuan putri, sedang apa putri malam-malam seperti ini?” Penasihat
itu merayu Putri.
“Lepaskan
aku, lepaskan. Aku tahu semuanya yang barusan kalian bicarakan, kau akan
menghancurkan kerajaan ini kan? Aku akan memberitahukannya pada ayah. Aku tidak
menyangka, kau menghianati ayah dan kami semua. Kau memang jahat Penasihat”
putri mencoba berontak tapi tak berhasil, tangannya dipegangi dari belakang
oleh prajurit.
“Hei,
dengar Tuan Putri, jika kau berani menggagalkan rencanaku dan berbicara seperti
itu, kau tau apa yang akan aku lakukan, aku akan membunuh ayahmu itu dan kau
juga akan ku bunuh. Apa kau mengerti Tuan Putri yang terhormat.” Penasihat itu
mencoba mengancam putri.
Tiba-tiba
ada seberkas cahaya datang, menyilaukan sekali. Mereka bahkan tidak bisa
melihat apapun. Putri terbebas dari tangkapan mereka, ada yang menarik putri
dan membawanya ke tempat yang aman. Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi
sosok yang bersayap.
“Apa
dia tak apa-apa? Kau ini terlalu menyilaukan Vie.”
“Sudahlah
Blu. Hei Tuan Putri, apa Putri tidak apa-apa?”
“Siapa
kalian?” Putri terheran dengan berusaha menyesuaikan penglihatannya yang sempat
kabur oleh cahaya tadi.
“Nama
ku Violet..”
“Dan
aku Bluesy..”
“Kami
berdua peri-peri kecil yang lucu, hahaha.” Mereka berdua tertawa sambil
beterbangan kecil di hadapan Putri.
“Iya
kalian lucu sekali, apa kalian yang menolongku tadi? Terimakasih ya peri-peri
kecil” Putri tersenyum kepada peri-peri itu.
“Sudahlah.
Jangan sungkan Tuan Putari, kau sekarang aman”
“Ah
kau ini Blu, selalu saja. Sama-sama Tuan Putri.”
Putri
akhirnya selamat dari tangkapan Penasihat dan Prajuritnya, berkat kedua peri
kecil tersebut. Mereka akhirnya menampakan dirinya di depan Putri yang biasanya
ia bersembunyi jika Putri sedang bermimpi.
Tiba-tiba
Peri Merah Jambu datang menyusul kedua peri tersebut dan bertemu dengan Tuan
Putri.
“Hei
kalian, Violet, Bluesy. Kemana saja kalian, lihatlah hari sudah mulai fajar.
Cepat bergegas kita akan pulang.”
“Ah
MJ, gak seru, kita baru saja sebentar kan”
“Iya,
lagian kita disini menolong Tuan Putari kok, benarkan Tuan Putari.”
“Benar
itu, mereka yang menolongku tadi. Kau siapa?” Tuan Putri tersenyum kembali.
“Oh,
maaf kan mereka Tuan Putri, sudah merepotkan Tuan Putri. Perkenalkan aku...”
“Dia
itu ketua kami. Ketua dari Peri-peri kecil yang lucu, dia baik tapi terkadang
suka ngelarang kami untuk bermain. Dia Peri Merah Jambu” Bluesy memotong
pembicaraan MJ.
“Ah
kau ini, sudahlah ayo kita pulang, biarkan Tuan Putri beristirahat” MJ
mengeleng-gelengkan kepala. Dan membawa kedua peri itu pulang.
“Selamat
malam Tuan Putri”
“Iya
selamat malam Tuan Putari, nanti kita ketemu lagi ya.”
Tuan
Putri melambaikan tangan kecil kepada peri-peri itu dan hendak kembali ke
keadaan sadar dalam tidurnya. Ia masih bimbang dengan ancaman Penasihat tadi.
Kemudian Putri terbangun dari tidurnya.
***
Pagi
yang indah. Bunga-bunga bermekaran dan bersemi menyambut hari. Cahaya mentari
yang hangat menembus jendela kamar putri seraya membangunkan tidurnya yang
lelap. Burung-burung bersenandung dan berkicauan seolah tak mau kalah
membangunkan Putri dengan hinggap di sela-sela ventilasi kerajaan.
Putri
terbangun dan teringat mimpi semalam itu. Ia melihat makanan ayahanda masih
tersaji di meja. Kemudian Ia mengantarkan makanan itu persis seperti dalam
mimpinya semalam. Dengan perasaan was-was Ia melihat ke kamar Penasihat,
ternyata itu terkunci. Kemudian Ia bergegas menuju kamar Ayahandanya, Ia
khawatir dengan keadaan ayahandanya.
Dengan
cepat di Bukanya pintu kamar Ayahandanya.
“Ayah?!”
teriak Putri dengan nafas yang terengah-engah menatap kesekeliling kamar yang
begitu luasnya.
“Ada
apa, Putriku? Kenapa kamu terengah-engah seperti itu.” Raja Mahastha terkejut
melihat Putrinya tiba-tiba saja masuk dan memanggilnya.
Di
dalam sana suasana tiba-tiba saja hening seketika, Raja sedang berbincang
dengan Penasihat dan para Menteri kerajaan tampak sedang tertawa kemudian
terhenti sejenak. Saeluruh mata tertuju pada Putri. Kemudian Putri masuk
perlahan.
“Apa
Ayah baik-baik saja? Aku hanya ingin mengantarkan makanan ini kepada ayah” mata
Putri langsung tertuju pada Penasihat dan para Menteri dan mereka hanya
tersenyum pada Putri.
“Ayah
tidak apa-apa Putriku, Ayah hanya sedang berbincang bersama mereka. oya mengapa
kau yang mengantarkan makanan itu, kemana para pelayan?”
“Tidak
apa-apa Ayah, aku permisi. Maaf telah menbuat kalian terkejut” Putri lalu
menutup pintu itu.
Entah
mengapa, perasaan Putri kini tidak karuan dan semakin tidak tenang. Mimpinya
malam itu seperti nyata saja. Ia begitu curiga melihat Penasihat tadi. Ia takut
hal yang Ia takutkan itu terjadi.
***
Malam itu
Putri kembali bermimpi.
Malam. Ia seperti orangtuaku, karena aku terlahir
disaat malam dan cahaya rembulan yang menerangi setiap sisi malam yang gelap.
Lalu bintang-bintang itu mereka sudah aku anggap saudaraku sendiri. Tanpa
mereka aku tak pernah bisa hidup, mereka selalu memberiku cahaya-cahaya kecil
yang indah.
Angin, sahabatku yang
setia menemaniku bereksplorasi ke setiap malam-malam. Membawaku dengan hembusan
yang cepat terbang seperti daun kering yang tertiup saat kami melintas.
Tugasku, memburu
mimpi-mimpi buruk. Aku pernah memburu para penyihir kegelapan yang jahat itu.
Ia selalu masuk kedalam mimpi orang lain dan menciptakan mimpi buruk yang
menakutkan. Kemudian aku memusnahkannya lalu menggantinya menjadi mimpi yang
indah.
Dan para peri-peri kecil
itu, mereka sahabatku, mereka kadang selalu ikut menemaniku saat aku bereksplorasi.
Mereka peri-peri lucu yang cerdas tetapi kadang merepotkan, mereka tak
beraturan, terbang sesukanya, kadang membuatku tertawa dengan candaan mereka.
itu yang membuatku menyukai mereka.
Malam kini
mengijinkanku untuk bereksplorasi dengan rembulan dan bintang-bintang penghias
malam, angin membawaku melintasi hutan kerajaan itu. Kemudian tiba-tiba angin
menghentikanku pada sebuah pohon, bukan itu seperti Putri yang tengah tertidur
di tubuh pohon tersebut.
Sungguh
Putri yang sangat cantik dan anggun, siapa saja yang melihatnya pasti terpana
melihat kecantikan Putri ini, termasuk aku. Aku baru menyadarinya aku pernah
berada di mimpinya. Saat aku perlahan mendekatinya, Ia pun terbangun.
“Hei
kau siapa?” Putri terkejut melihatku.
“Hei
kau bangun? Berarti aku sedang bereksplorasi di mimpimu. Benarkah itu, Putri
yang cantik? Oya aku hanya Putra Malam” aku pun terkejut melihatnya terbangun.
“Putra
Malam? Apa maksudmu bereksplorasi? Aku memang suka bermimpi setiap malam,
tetapi aku merasa tidak tenang dengan mimpiku akhir-akhir ini, aku merasa
mimpiku ini terasa nyata.” Putri kebingungan melihatku.
“Ya,
aku hanya Putra Malam yang lahir di antara malam dan cahaya rembulan. Tugasku
hanya bereksplorasi di malam hari dan memburu mimpi-mimpi buruk. Jika aku ini
sedang berada di mimpimu, berarti kau sedang ‘bermimpi buruk’.”
“Benarkah
aku sedang bermimpi buruk? Bagaimana kau tahu, Putra Malam.”
“Ya,
mari kita lihat siapa yang membuat mimpimu menjadi buruk. Kau jangan khawatir
Putri aku akan melindungimu dari mimpi burukmu itu.”
***
Kini
aku berada di mimpi buruk, Putri Istania. Angin membawaku bersama Putri
bereksplorasi menuju Kerajaan Istania. Perasaanku tidak biasanya tidak tenang,
jika seperti ini berarti ada mimpi buruk yang sangat kuat yang tengah aku
jejaki. Benar saja aku melihat pemandangan yang buruk di depan sana. Kami
melihat kerajaan Istania tengah di hancurkan.
“Oh
tidak, apa yang terjadi dengan kerajaan Ayahku, siapa yang menghancurkannya.”
Putri terkejut melihat kerajaannya tengah dihancurkan. Kemudian berlari mencari
Ayahandanya.
“Hei
Putri, kau mau kemana? Awas disana berbahaya !” teriakku sambil
menghentikannya.
“Aku
harus menolong Ayahku, aku takut terjadi apa-apa dengan Ayahku” Putri begitu
Khawatir dengan Ayahnya, ia takut perkataan Penasihat waktu lalu itu benar
adanya.
“Tenanglah
Putri, aku tahu. Ini adalah tugasku. Aku akan melenyapkan mimpi buruk ini.
Tetaplah bersamaku. Tunggu kemana para sahabat periku. Aku akan memanggilnya.”
Suasana
kerajaan begitu menyekam, hawa jahat tengah mengitari kerajaan dan asap-asap
kegelapan sesekali menyembul dari sisi kerajaan. Ternyata para prajurit itu
adalah jelmaan iblis mimpi yang mencoba menghancurkan mimpi indah orang lain.
Mereka banyak seperti pasukan serdadu menyerang markas lawan.
Seberkas
cahaya warna-warni melintas ke arah kami. Ku tahu itu para peri kecil telah
datang mendengar panggilanku. Tidak seperti biasanya mereka bersukaria datang
dengan tawa dan candaan, kali ini mereka sedikit serius melihat suasana
tersebut.
“Woaaa,
apa yang terjadi dengan Kerajaan Tuan Putari?”
“Pasti
kita sedang ada di mimpi buruk.”
“Hei,
Putra Malam, kau memanggil kami?” MJ menjawab panggilanku.
“Hei
sahabat periku yang pemberani, apa kalian mau ikut dengan ku melenyapkan mimpi
buruk, Putri?” aku berseru kepada para peri itu.
“Tentu saja, Putra Malam, kami akan menolong Tuan Putri.”
“Tentu saja, Putra Malam, kami akan menolong Tuan Putri.”
Peri-peri
itu langsung menyebar melawan para prajurit iblis mimpi. Aku bersama Putri dan
ketiga peri hebat ini tengah memasuki kerajaan, kemudian kami diserang oleh
iblis-iblis mimpi itu. Ku keluarkan pedangku dan ku tebaskan mereka satu
persatu layaknya seorang ksatria malam yang tanggung. Mereka langsung terjatuh
dan perlahan lenyap tertebas pedang ku. Dan di luar para periku sedang melawan
mereka.
Kami
menuju ruang utama kerajaan tempat Raja Mahastha berada. Putri dengan perasaan
gundah ingin bertemu dengan Ayahandanya, dan aku ingin tahu siapa dalang
dibalik ini semua.
Benar
saja, firasat kami begitu buruk. Kami melihat Sang Raja tengah bertekuk lutut
dengan tangan dirantai besi hendak dibunuh oleh seseorang ber-Jubah Hitam
dengan tongkat aritnya yang menakutkan.
“Ayaah!”Putri
langsung berteriak histeris. Kemudian Sang Raja dan Iblis Jubah Hitam itu
melihat kedatangan kami. Beruntung kami tidak terlambat.
“Putriku,
pergilah Putri, selamatkan dirimu, kau jangan khawatirkan Ayah”
“Tidak
Ayah, aku akan menolong ayah dari Iblis Jahat itu.”
Rupanya
benar, Iblis Jubah Hitam itu memang pernah berada di mimpi Putri waktu lalu.
Aku pernah melawannya sendiri, tetapi waktu itu Ia berhasil melarikan diri. Dan
kali ini takkan ku biarkan dia lolos, akan ku lenyapkan dia.
“Oh
Tuan Putri, dan kawanan malam akan menyelamatkan Sang Raja. Mengharukan sekali.
Baiklah kalian semua akan merasakan mimpi buruk selamanya.” Iblis Jubah Hitam
itu menyeru dan hendak menyerang kami.
“Hei
Iblis Jubah Hitam, akulah lawanmu takkan ku biarkan kau merajalela, akan ku
akhiri kau sekarang juga.” Aku membalas seruannya dan melindungi Putri dari
mimpi buruk.
“Ah,
kau ingin menjadi pahlawan, kau hanya Putra Malam ingin melawanku, baiklah akan
ku buat kau tidak bisa bermimpi lagi. Haaaa”
“MJ,Violet,Bluesy?
Lindungi Tuan Putri.” Aku berteriak pada peri-peri itu.
Para
peri sedang melindungi Putri dari Iblis-iblis kecil, Putri berusaha menolong
Ayahandanya yang sudah tak berdaya, kurasa Iblis Jubah Hitam telah menghisap
jiwa Sang Raja. Aku sedang melawan Iblis Jubah Hitam dengan segenap kekuatan
yang aku punya, tapi itu diluar dugaanku, ia begitu kuat hingga aku kewalahan.
Kurasa ia menjadi semakin kuat dengan menghisap jiwa-jiwa mimpi orang lain.
Aku
hampir dikalahkannya hingga aku terjatuh, saat ia hendak menyerangku lagi,
tiba-tiba seberkas cahaya terang menyerang Iblis Jubah Hitam dari balik jendela.
Ternyata itu orangtuaku, sang malam menghadirkan Purnama yang terang dan
menoroti Iblis Jubah Hitam.Kemudian aku beranjak dan mengambil pedangku. Ku
tusuk dia tepat di jantungnya, dan aku berhasil mengalahkannya. Iblis Jubah
Hitam pun lenyap untuk selamanya.”
“Uuuaaaaaaaa.”
Jeritan Iblis Jubah Hitam.
Putri
bersama peri-peri itu berhasil membebaskan Ayahandanya. Kami semua selamat dari
para iblis tersebut. Kini tak tersisa lagi iblis-iblis dan hawa mimpi buruk.
“Aah,
kau berhasil Putra Malam, kau memang hebat.”
“Iya
kau memang luarbiasa, kau menyelamat kami dan Tuan Putari”
Peri-peri
itu selalu saja berkomentar, tetapi syukurlah berkat mereka juga kita semua
terbebas dari mimpi buruk.
Tiba-tiba
Iblis Jubah Hitam itu berubah. Ternyata Penasihat itu sebenarnya jelmaan Iblis
Jubah Hitam yang menyamar menjadi seorang Penasihat Kerajaan. Tapi akhirnya
Penasihat itu pun lenyap.
***
Putri
terbangun dari mimpinya.
Putri
mengusap-usapkan matanya di pagi hari. Pandangan matanya menyapu ke sekeliling
kamarnya. Ia mencari-cari kami, mencari Putra Malam dan Sahabat Peri. Namun, ia
tak melihat kami, hanya secarik surat di atas meja bersama setangkai mawar
merah yang indah.
Untuk Putri Istania,
Selamat pagi Putri yang
cantik. Jika kau membaca surat ini berarti kau telah bangun dari mimpimu. Aku
yang menulis surat ini, pertama-tama aku ingin minta maaf aku tidak sempat berpamitan
kepadamu dan juga kepada Raja Mahastha. Saat itu malam hampir saja berakhir,
dan aku harus pergi bersama kawan malam yang lain.
Ada kabar gembira dan
sedih. Gembiranya mimpi burukmu sudah berlalu dan semoga kau tidak bermimpi
buruk lagi. Dan aku juga ikut senang. Tapi sedihnya, pasti aku tidak akan
bertemu denganmu lagi. Karena, aku hanya datang dan menampakan diri di saat ada
mimpi buruk saja, selain itu aku hanya bereksplorasi di malam hari, tanpa ada
orang lain yang tahu. Tugasku sudah selesai, dan aku harus pergi. aku pasti
akan merindukanmu, Putri. Kuharap kau juga demikian.
Lewat surat yang singkat
ini, aku ingin berpamitan kepadamu walau memang membuatku harus berpisah
denganmu dan entah kapan kita bisa bertemu lagi. Mungkin aku setiap malam bisa
melihat Putri bermimpi, tapi tak bisa untuk bertemu denganmu. Aku hanya sekedar
lewat dan sekedar melihatmu terlelap saja, begitu setiap malam. Kadang aku
hanya melihat peri-peri kecil itu bermain-main di saat kau sedang bermimpi
indah, itu membuatku tersenyum sendiri.
Terimakasih Putri, atas
semuanya, aku tahu kau juga pasti ingin berterimakasih kepadaku kan? Aku sudah
mengucapkan, sama-sama putri. Sampai jumpa lagi..
Putra
Malam
“Aku tahu,
Putra Malam aku juga demikian, apakah kita tidak bisa bertemu lagi? Mengapa kau
tidak bisa bertemu denganku lagi? Kemana kau Putra Malam, aku belum sempat
berterimakasih padamu juga peri-perimu, kau malah langsung pergi. Itu membuatku
sedih. Aku janji aku akan menunggumu di mimpiku lagi.” Putri bersedih sambil
menatap mawar merah dariku.
***
Putri
melihat makanan Ayahnya lagi, masih tersaji berada di atas meja. Kemudian Ia
teringat sesuatu, Ia teringat Ayahandanya. Kemudian ia bergegas menuju kamar
Ayahnya dan membuka pintu dengan cepat.
“Ayah?!”
Putri berseru. Melihat Ayahnya dan melihat kesekeliling ruangan.
Sang
Raja sedang berbincang-bincang bersama para Menteri dengan tawaan mereka.
terheran melihat Putrinya.
“Ada
apa Putriku?”
“Ayah
tidak apa-apa yah? Kemana Penasihat Kerajaan?” Putri mencari-cari Penasihat
itu.
“kau
ini kenapa? Sejak kapan Istania punya Penasihat Kerajaan?”
Putri
lalu tersenyum sambil meneteskan air mata, dan langsung memeluk Ayahanda
tercintanya.
Kini
Putri Istania, tidak lagi bermimpi buruk.
***
Bukankah itu mengharukan?
Bagiku itu menegangkan.
Bagaimana tidak, itu
pengalaman eksplorasiku yang luarbiasa, hampir saja aku kalah oleh Iblis itu.
Beruntung aku masih bisa bereksplorasi.
Kemana aku pergi? tentu
kau sudah tahu, aku akan kembali bereksplorasi dan memburu mimpi-mimpi buruk
orang lain..
Angin? Bawa aku pergi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar