Kamis, 02 Maret 2017

Putri yang Bermimpi



Cerpen : Andri Mulyahadi

            ..Bermimpi, aku menyebutnya bereksplorasi.
         ..Batas antara sadar dan tidak sadar disaat terlelap adalah titik awal bertemunya sebuah mimpi. Setelah melewati fase-Rapid Eye Movement, perlahan aku akan memasuki dunia mimpi, dan aku mulai untuk bereksplorasi.
           ..Mimpi adalah saat dimana kau berada diantara dunia nyata dan maya, dunia tanpa batas ruang dan waktu, tanpa mengenal siapa dan dimana, bahkan bebas untuk bereksplorasi sesukamu. Melukis harapan dan cita-citamu atau bersandiwara dengan jati dirimu. Semua dapat kau lakukan dalam satu waktu, di dalam mimpi..
            ..Tetapi saat kau terlalu asik dalam dunia mimpimu, kau melupakan hal yang berada dalam dunia nyatamu, kau lupa bahwa kau masih punya batasan yang tak bisa kau bawa ke dunia mimpimu, itu mengapa kau tak bisa terus selamanya bermimpi, tak bisa selamanya bereksplorasi..
            ..Tapi aku, bisa melakukannya setiap malam.

       Akhir-akhir ini Putri selalu bermimpi buruk. Waktu itu ia bertemu penyihir yang menyerupai sosok ibundanya yang telah meninggal, lalu ia dikejar-kejar oleh seorang yang menakutkan, berjubah hitam dengan membawa tongkat pisau seperti arit yang panjang dan tajam. Putri mencoba menyelamatkan diri dari itu tetapi putri tidak sanggup lagi berlari kemudian terjatuh. Beruntung ada seseorang yang datang di malam bulan purnama bersama para peri kecil menolong Putri dan Ia kembali selamat, meski Ia berkali-kali di tolong oleh orang misterius tersebut, tetapi dalam hatinya ia masih belum tenang, ia masih merasakan “kebimbangan” yang luarbiasa.
            Detik, kini menuju sesuatu yang bertuliskan “01.45”.
          Mereka berdatangan, berbondong-bondong menuju Istania, sebuah istana megah tempat keluarga kerajaan itu hidup. Mereka banyak, bersayap-sayap, berwarna-warni, bercahaya dan berkilauan, kecil tapi mereka cerdas. Mereka bertipu daya, itu yang sering mereka lakukan disaat orang lain sedang terlelap.
            Mereka beterbangan menuju kamar sang putri mahkota kerajaan, Putri Istania, yang tengah tertidur dan bermimpi. Mereka bertawa-tawa kecil mengitari putri seolah berpesta pora di tempat itu.
            “Hei lihat tuan Putari sepertinya sedang tertidur, lelap sekali.”
            “Tapi kenapa ia senyum-senyum sendiri, kurasa ia sedang bermimpi.”
            “Hei kalian ini, usil saja. Kita kesini bukan untuk mengganggunya.” Peri Merah Jambu memberi tahu kedua peri usil itu.
            “Ah, kau ini MJ, ayo lah kita berpesta malam ini di luar sana para kawan langit malam pun sedang bergembira.”
            “Ayo, Violet, kita lihat, sedang bermimpi apakah tuan Putari malam ini?”
            Ketiga peri itu sedang berdiskusi. Violet dan Bluesy memang peri yang sedikit usil tetapi mereka cerdas, mereka hendak memasuki alam mimpi Putri Istania, walau MJ telah mencegahnya tetapi mereka tetap saja keras kepala.
            Mereka memang punya kemampuan untuk masuk ke dalam mimpi siapa saja, makanya mereka sering disebut “Peri Mimpi”. Mereka berdua contohnya, hampir setiap malam mereka masuk ke dalam mimpi Putri Istania. Entah untuk apa, biasanya hanya sekedar bermain-main di dalam mimpi tanpa diketahui Putri. Tetapi kadang mereka membantu Putri Istania menghadapi mimpi buruknya, seperti malam ini.
***
            Putri Istania sedang membawakan makanan kesukaan ayahandanya, beliau bernama Mahastha, Raja Istania yang gagah berani nan bijaksana. Dengan riang gembira Putri hendak memasuki kamar sang ayah, namun tak sengaja Ia melihat Penasihat Kerajaan seperti tengah merencanakan sesuatu bersama para Menteri dan Prajurit kerajaan di kamarnya yang pintunya setengah terbuka.
            “Aku mempunyai rencana hebat dan ini tak boleh gagal, apa kalian mengerti?” Penasihat Kerajaan itu tengah berbisik-bisik, dengan mata yang tajam menatap para Menteri dan Prajurit kerajaan.
            “Kita akan hancurkan Istania, hahaha” Penasihat Kerajaan itu tertawa kecil.
            “Ya, kami mengerti, Tuan.”
            Mereka seolah tunduk pada perintah Penasihat Kerajan itu, dan Penasihatitu seperti mempunyai niat jahat kepada keluarga kerajaan. Padahal Penasihat Kerajaan terkenal karena nasehatnya yang baik dan bijak untuk kejayaan Kerajaan Istania dan sangat menghormati Raja Mahastha.
            Putri tiba-tiba terkejut mendengar apa yang mereka bicarakan. Putri tak sengaja menumpahkan makanannya ke lantai hingga mereka menyadari ada suara dan melihat kearah pintu.
            “Siapa itu ?!” Teriak Penasihat melihat Putri berdiri di depan pintu kamarnya.
            “Dia Tuan Putri, tuan”
            “Tangkap dia, jangan biarkan dia lolos” Penasihat menyuruh prajurit menangkapnya.
            Putri kemudian berlari menuju ke kamar ayahandanya, tetapi prajurit berhasil menangkapnya.
            “Mau kemana kau Tuan Putri, ahaha.”
            “Bagus prajurit. Selamat malam tuan putri, sedang apa putri malam-malam seperti ini?” Penasihat itu merayu Putri.
          “Lepaskan aku, lepaskan. Aku tahu semuanya yang barusan kalian bicarakan, kau akan menghancurkan kerajaan ini kan? Aku akan memberitahukannya pada ayah. Aku tidak menyangka, kau menghianati ayah dan kami semua. Kau memang jahat Penasihat” putri mencoba berontak tapi tak berhasil, tangannya dipegangi dari belakang oleh prajurit.
            “Hei, dengar Tuan Putri, jika kau berani menggagalkan rencanaku dan berbicara seperti itu, kau tau apa yang akan aku lakukan, aku akan membunuh ayahmu itu dan kau juga akan ku bunuh. Apa kau mengerti Tuan Putri yang terhormat.” Penasihat itu mencoba mengancam putri.
            Tiba-tiba ada seberkas cahaya datang, menyilaukan sekali. Mereka bahkan tidak bisa melihat apapun. Putri terbebas dari tangkapan mereka, ada yang menarik putri dan membawanya ke tempat yang aman. Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi sosok yang bersayap.
            “Apa dia tak apa-apa? Kau ini terlalu menyilaukan Vie.”
            “Sudahlah Blu. Hei Tuan Putri, apa Putri tidak apa-apa?”
           “Siapa kalian?” Putri terheran dengan berusaha menyesuaikan penglihatannya yang sempat kabur oleh cahaya tadi.
            “Nama ku Violet..”
            “Dan aku Bluesy..”
            “Kami berdua peri-peri kecil yang lucu, hahaha.” Mereka berdua tertawa sambil beterbangan kecil di hadapan Putri.
            “Iya kalian lucu sekali, apa kalian yang menolongku tadi? Terimakasih ya peri-peri kecil” Putri tersenyum kepada peri-peri itu.
            “Sudahlah. Jangan sungkan Tuan Putari, kau sekarang aman”
            “Ah kau ini Blu, selalu saja. Sama-sama Tuan Putri.”
            Putri akhirnya selamat dari tangkapan Penasihat dan Prajuritnya, berkat kedua peri kecil tersebut. Mereka akhirnya menampakan dirinya di depan Putri yang biasanya ia bersembunyi jika Putri sedang bermimpi.
            Tiba-tiba Peri Merah Jambu datang menyusul kedua peri tersebut dan bertemu dengan Tuan Putri.
            “Hei kalian, Violet, Bluesy. Kemana saja kalian, lihatlah hari sudah mulai fajar. Cepat bergegas kita akan pulang.”
            “Ah MJ, gak seru, kita baru saja sebentar kan”
            “Iya, lagian kita disini menolong Tuan Putari kok, benarkan Tuan Putari.”
            “Benar itu, mereka yang menolongku tadi. Kau siapa?” Tuan Putri tersenyum kembali.
            “Oh, maaf kan mereka Tuan Putri, sudah merepotkan Tuan Putri. Perkenalkan aku...”
            “Dia itu ketua kami. Ketua dari Peri-peri kecil yang lucu, dia baik tapi terkadang suka ngelarang kami untuk bermain. Dia Peri Merah Jambu” Bluesy memotong pembicaraan MJ.
            “Ah kau ini, sudahlah ayo kita pulang, biarkan Tuan Putri beristirahat” MJ mengeleng-gelengkan kepala. Dan membawa kedua peri itu pulang.
            “Selamat malam Tuan Putri”
            “Iya selamat malam Tuan Putari, nanti kita ketemu lagi ya.”
            Tuan Putri melambaikan tangan kecil kepada peri-peri itu dan hendak kembali ke keadaan sadar dalam tidurnya. Ia masih bimbang dengan ancaman Penasihat tadi. Kemudian Putri terbangun dari tidurnya.
***
            Pagi yang indah. Bunga-bunga bermekaran dan bersemi menyambut hari. Cahaya mentari yang hangat menembus jendela kamar putri seraya membangunkan tidurnya yang lelap. Burung-burung bersenandung dan berkicauan seolah tak mau kalah membangunkan Putri dengan hinggap di sela-sela ventilasi kerajaan.
            Putri terbangun dan teringat mimpi semalam itu. Ia melihat makanan ayahanda masih tersaji di meja. Kemudian Ia mengantarkan makanan itu persis seperti dalam mimpinya semalam. Dengan perasaan was-was Ia melihat ke kamar Penasihat, ternyata itu terkunci. Kemudian Ia bergegas menuju kamar Ayahandanya, Ia khawatir dengan keadaan ayahandanya.
            Dengan cepat di Bukanya pintu kamar Ayahandanya.
         “Ayah?!” teriak Putri dengan nafas yang terengah-engah menatap kesekeliling kamar yang begitu luasnya.
            “Ada apa, Putriku? Kenapa kamu terengah-engah seperti itu.” Raja Mahastha terkejut melihat Putrinya tiba-tiba saja masuk dan memanggilnya.
            Di dalam sana suasana tiba-tiba saja hening seketika, Raja sedang berbincang dengan Penasihat dan para Menteri kerajaan tampak sedang tertawa kemudian terhenti sejenak. Saeluruh mata tertuju pada Putri. Kemudian Putri masuk perlahan.
            “Apa Ayah baik-baik saja? Aku hanya ingin mengantarkan makanan ini kepada ayah” mata Putri langsung tertuju pada Penasihat dan para Menteri dan mereka hanya tersenyum pada Putri.
            “Ayah tidak apa-apa Putriku, Ayah hanya sedang berbincang bersama mereka. oya mengapa kau yang mengantarkan makanan itu, kemana para pelayan?”
            “Tidak apa-apa Ayah, aku permisi. Maaf telah menbuat kalian terkejut” Putri lalu menutup pintu itu.
            Entah mengapa, perasaan Putri kini tidak karuan dan semakin tidak tenang. Mimpinya malam itu seperti nyata saja. Ia begitu curiga melihat Penasihat tadi. Ia takut hal yang Ia takutkan itu terjadi.
***
            Malam itu Putri kembali bermimpi.
            Malam. Ia seperti orangtuaku, karena aku terlahir disaat malam dan cahaya rembulan yang menerangi setiap sisi malam yang gelap. Lalu bintang-bintang itu mereka sudah aku anggap saudaraku sendiri. Tanpa mereka aku tak pernah bisa hidup, mereka selalu memberiku cahaya-cahaya kecil yang indah.
           Angin, sahabatku yang setia menemaniku bereksplorasi ke setiap malam-malam. Membawaku dengan hembusan yang cepat terbang seperti daun kering yang tertiup saat kami melintas.
            Tugasku, memburu mimpi-mimpi buruk. Aku pernah memburu para penyihir kegelapan yang jahat itu. Ia selalu masuk kedalam mimpi orang lain dan menciptakan mimpi buruk yang menakutkan. Kemudian aku memusnahkannya lalu menggantinya menjadi mimpi yang indah.
            Dan para peri-peri kecil itu, mereka sahabatku, mereka kadang selalu ikut menemaniku saat aku bereksplorasi. Mereka peri-peri lucu yang cerdas tetapi kadang merepotkan, mereka tak beraturan, terbang sesukanya, kadang membuatku tertawa dengan candaan mereka. itu yang membuatku menyukai mereka.
            Malam kini mengijinkanku untuk bereksplorasi dengan rembulan dan bintang-bintang penghias malam, angin membawaku melintasi hutan kerajaan itu. Kemudian tiba-tiba angin menghentikanku pada sebuah pohon, bukan itu seperti Putri yang tengah tertidur di tubuh pohon tersebut.
            Sungguh Putri yang sangat cantik dan anggun, siapa saja yang melihatnya pasti terpana melihat kecantikan Putri ini, termasuk aku. Aku baru menyadarinya aku pernah berada di mimpinya. Saat aku perlahan mendekatinya, Ia pun terbangun.
            “Hei kau siapa?” Putri terkejut melihatku.
            “Hei kau bangun? Berarti aku sedang bereksplorasi di mimpimu. Benarkah itu, Putri yang cantik? Oya aku hanya Putra Malam” aku pun terkejut melihatnya terbangun.
            “Putra Malam? Apa maksudmu bereksplorasi? Aku memang suka bermimpi setiap malam, tetapi aku merasa tidak tenang dengan mimpiku akhir-akhir ini, aku merasa mimpiku ini terasa nyata.” Putri kebingungan melihatku.
            “Ya, aku hanya Putra Malam yang lahir di antara malam dan cahaya rembulan. Tugasku hanya bereksplorasi di malam hari dan memburu mimpi-mimpi buruk. Jika aku ini sedang berada di mimpimu, berarti kau sedang ‘bermimpi buruk’.”
            “Benarkah aku sedang bermimpi buruk? Bagaimana kau tahu, Putra Malam.”
            “Ya, mari kita lihat siapa yang membuat mimpimu menjadi buruk. Kau jangan khawatir Putri aku akan melindungimu dari mimpi burukmu itu.”
***
            Kini aku berada di mimpi buruk, Putri Istania. Angin membawaku bersama Putri bereksplorasi menuju Kerajaan Istania. Perasaanku tidak biasanya tidak tenang, jika seperti ini berarti ada mimpi buruk yang sangat kuat yang tengah aku jejaki. Benar saja aku melihat pemandangan yang buruk di depan sana. Kami melihat kerajaan Istania tengah di hancurkan.
            “Oh tidak, apa yang terjadi dengan kerajaan Ayahku, siapa yang menghancurkannya.” Putri terkejut melihat kerajaannya tengah dihancurkan. Kemudian berlari mencari Ayahandanya.
            “Hei Putri, kau mau kemana? Awas disana berbahaya !” teriakku sambil menghentikannya.
            “Aku harus menolong Ayahku, aku takut terjadi apa-apa dengan Ayahku” Putri begitu Khawatir dengan Ayahnya, ia takut perkataan Penasihat waktu lalu itu benar adanya.
            “Tenanglah Putri, aku tahu. Ini adalah tugasku. Aku akan melenyapkan mimpi buruk ini. Tetaplah bersamaku. Tunggu kemana para sahabat periku. Aku akan memanggilnya.”
            Suasana kerajaan begitu menyekam, hawa jahat tengah mengitari kerajaan dan asap-asap kegelapan sesekali menyembul dari sisi kerajaan. Ternyata para prajurit itu adalah jelmaan iblis mimpi yang mencoba menghancurkan mimpi indah orang lain. Mereka banyak seperti pasukan serdadu menyerang markas lawan. 
            Seberkas cahaya warna-warni melintas ke arah kami. Ku tahu itu para peri kecil telah datang mendengar panggilanku. Tidak seperti biasanya mereka bersukaria datang dengan tawa dan candaan, kali ini mereka sedikit serius melihat suasana tersebut.
            “Woaaa, apa yang terjadi dengan Kerajaan Tuan Putari?”
            “Pasti kita sedang ada di mimpi buruk.”
            “Hei, Putra Malam, kau memanggil kami?” MJ menjawab panggilanku.
            “Hei sahabat periku yang pemberani, apa kalian mau ikut dengan ku melenyapkan mimpi buruk, Putri?” aku berseru kepada para peri itu.
             “Tentu saja, Putra Malam, kami akan menolong Tuan Putri.”
            Peri-peri itu langsung menyebar melawan para prajurit iblis mimpi. Aku bersama Putri dan ketiga peri hebat ini tengah memasuki kerajaan, kemudian kami diserang oleh iblis-iblis mimpi itu. Ku keluarkan pedangku dan ku tebaskan mereka satu persatu layaknya seorang ksatria malam yang tanggung. Mereka langsung terjatuh dan perlahan lenyap tertebas pedang ku. Dan di luar para periku sedang melawan mereka.
            Kami menuju ruang utama kerajaan tempat Raja Mahastha berada. Putri dengan perasaan gundah ingin bertemu dengan Ayahandanya, dan aku ingin tahu siapa dalang dibalik ini semua.
            Benar saja, firasat kami begitu buruk. Kami melihat Sang Raja tengah bertekuk lutut dengan tangan dirantai besi hendak dibunuh oleh seseorang ber-Jubah Hitam dengan tongkat aritnya yang menakutkan.
          “Ayaah!”Putri langsung berteriak histeris. Kemudian Sang Raja dan Iblis Jubah Hitam itu melihat kedatangan kami. Beruntung kami tidak terlambat.
            “Putriku, pergilah Putri, selamatkan dirimu, kau jangan khawatirkan Ayah”
            “Tidak Ayah, aku akan menolong ayah dari Iblis Jahat itu.”
            Rupanya benar, Iblis Jubah Hitam itu memang pernah berada di mimpi Putri waktu lalu. Aku pernah melawannya sendiri, tetapi waktu itu Ia berhasil melarikan diri. Dan kali ini takkan ku biarkan dia lolos, akan ku lenyapkan dia.
            “Oh Tuan Putri, dan kawanan malam akan menyelamatkan Sang Raja. Mengharukan sekali. Baiklah kalian semua akan merasakan mimpi buruk selamanya.” Iblis Jubah Hitam itu menyeru dan hendak menyerang kami.
            “Hei Iblis Jubah Hitam, akulah lawanmu takkan ku biarkan kau merajalela, akan ku akhiri kau sekarang juga.” Aku membalas seruannya dan melindungi Putri dari mimpi buruk.
            “Ah, kau ingin menjadi pahlawan, kau hanya Putra Malam ingin melawanku, baiklah akan ku buat kau tidak bisa bermimpi lagi. Haaaa” 
            “MJ,Violet,Bluesy? Lindungi Tuan Putri.” Aku berteriak pada peri-peri itu.
            Para peri sedang melindungi Putri dari Iblis-iblis kecil, Putri berusaha menolong Ayahandanya yang sudah tak berdaya, kurasa Iblis Jubah Hitam telah menghisap jiwa Sang Raja. Aku sedang melawan Iblis Jubah Hitam dengan segenap kekuatan yang aku punya, tapi itu diluar dugaanku, ia begitu kuat hingga aku kewalahan. Kurasa ia menjadi semakin kuat dengan menghisap jiwa-jiwa mimpi orang lain.
            Aku hampir dikalahkannya hingga aku terjatuh, saat ia hendak menyerangku lagi, tiba-tiba seberkas cahaya terang menyerang Iblis Jubah Hitam dari balik jendela. Ternyata itu orangtuaku, sang malam menghadirkan Purnama yang terang dan menoroti Iblis Jubah Hitam.Kemudian aku beranjak dan mengambil pedangku. Ku tusuk dia tepat di jantungnya, dan aku berhasil mengalahkannya. Iblis Jubah Hitam pun lenyap untuk selamanya.”
            “Uuuaaaaaaaa.” Jeritan Iblis Jubah Hitam.
            Putri bersama peri-peri itu berhasil membebaskan Ayahandanya. Kami semua selamat dari para iblis tersebut. Kini tak tersisa lagi iblis-iblis dan hawa mimpi buruk.
            “Aah, kau berhasil Putra Malam, kau memang hebat.”
            “Iya kau memang luarbiasa, kau menyelamat kami dan Tuan Putari”
            Peri-peri itu selalu saja berkomentar, tetapi syukurlah berkat mereka juga kita semua terbebas dari mimpi buruk. 
            Tiba-tiba Iblis Jubah Hitam itu berubah. Ternyata Penasihat itu sebenarnya jelmaan Iblis Jubah Hitam yang menyamar menjadi seorang Penasihat Kerajaan. Tapi akhirnya Penasihat itu pun lenyap.
***
            Putri terbangun dari mimpinya.
            Putri mengusap-usapkan matanya di pagi hari. Pandangan matanya menyapu ke sekeliling kamarnya. Ia mencari-cari kami, mencari Putra Malam dan Sahabat Peri. Namun, ia tak melihat kami, hanya secarik surat di atas meja bersama setangkai mawar merah yang indah.
            Untuk Putri Istania,
            Selamat pagi Putri yang cantik. Jika kau membaca surat ini berarti kau telah bangun dari mimpimu. Aku yang menulis surat ini, pertama-tama aku ingin minta maaf aku tidak sempat berpamitan kepadamu dan juga kepada Raja Mahastha. Saat itu malam hampir saja berakhir, dan aku harus pergi bersama kawan malam yang lain.
            Ada kabar gembira dan sedih. Gembiranya mimpi burukmu sudah berlalu dan semoga kau tidak bermimpi buruk lagi. Dan aku juga ikut senang. Tapi sedihnya, pasti aku tidak akan bertemu denganmu lagi. Karena, aku hanya datang dan menampakan diri di saat ada mimpi buruk saja, selain itu aku hanya bereksplorasi di malam hari, tanpa ada orang lain yang tahu. Tugasku sudah selesai, dan aku harus pergi. aku pasti akan merindukanmu, Putri. Kuharap kau juga demikian.
            Lewat surat yang singkat ini, aku ingin berpamitan kepadamu walau memang membuatku harus berpisah denganmu dan entah kapan kita bisa bertemu lagi. Mungkin aku setiap malam bisa melihat Putri bermimpi, tapi tak bisa untuk bertemu denganmu. Aku hanya sekedar lewat dan sekedar melihatmu terlelap saja, begitu setiap malam. Kadang aku hanya melihat peri-peri kecil itu bermain-main di saat kau sedang bermimpi indah, itu membuatku tersenyum sendiri.
            Terimakasih Putri, atas semuanya, aku tahu kau juga pasti ingin berterimakasih kepadaku kan? Aku sudah mengucapkan, sama-sama putri. Sampai jumpa lagi..
                                                                                                                        Putra Malam
            “Aku tahu, Putra Malam aku juga demikian, apakah kita tidak bisa bertemu lagi? Mengapa kau tidak bisa bertemu denganku lagi? Kemana kau Putra Malam, aku belum sempat berterimakasih padamu juga peri-perimu, kau malah langsung pergi. Itu membuatku sedih. Aku janji aku akan menunggumu di mimpiku lagi.” Putri bersedih sambil menatap mawar merah dariku.
***
            Putri melihat makanan Ayahnya lagi, masih tersaji berada di atas meja. Kemudian Ia teringat sesuatu, Ia teringat Ayahandanya. Kemudian ia bergegas menuju kamar Ayahnya dan membuka pintu dengan cepat.
            “Ayah?!” Putri berseru. Melihat Ayahnya dan melihat kesekeliling ruangan.
            Sang Raja sedang berbincang-bincang bersama para Menteri dengan tawaan mereka. terheran melihat Putrinya.
            “Ada apa Putriku?”
            “Ayah tidak apa-apa yah? Kemana Penasihat Kerajaan?” Putri mencari-cari Penasihat itu.
            “kau ini kenapa? Sejak kapan Istania punya Penasihat Kerajaan?”
            Putri lalu tersenyum sambil meneteskan air mata, dan langsung memeluk Ayahanda tercintanya.
            Kini Putri Istania, tidak lagi bermimpi buruk.
***
            Bukankah itu mengharukan? Bagiku itu menegangkan.
            Bagaimana tidak, itu pengalaman eksplorasiku yang luarbiasa, hampir saja aku kalah oleh Iblis itu. Beruntung aku masih bisa bereksplorasi.
            Kemana aku pergi? tentu kau sudah tahu, aku akan kembali bereksplorasi dan memburu mimpi-mimpi buruk orang lain..
            Angin? Bawa aku pergi..
           
           
           
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar