Jumat, 28 Maret 2014

Panggung Sandiwara

(puisi oleh)
Andri M. Pradhana

Kemarin rasanya aku ingin mati
Dibawah kerlip lampu neon ibu kota yang sunyi
Berteman sinar kecil meredup sesekali
Dan berteriak tenggelam ditelan bumi
..aaaaa…
Bukan siapa aku mengapa
Bukan karena engkau dimana
Perlahan hidup ku habis dimakan usia
Dan meninggalkan panggung sandiwara...

Kemarin rasanya aku ingin mati
Bersama penghuni gelap penyayat hati
Seperti panah-panah penembus rongga dada
Berjalan tak seperti penunggang kuda
Yang terus berlari..
Husssssss…
kepakan angin merobek mata
menerjang rumput-rumput di depannya
Dan meninggalkan panggung sandiwara…

Kemarin rasanya aku ingin mati
Terbaring sunyi dihamparan kota mati
Kau tak tahu
Bahkan kau tak jemu
Ingin ku melawan
Diantara ribuan godaan awan
Menyelimuti malam menutup rembulan

Kemarin rasanya aku ingin mati
Tak pantas berada di panggung sandiwara ini
Tak tahu mengapa aku di sini
Tak seperti mereka yang sejati
Karena ku bukan siapa siapa lagi
Disini…
Aku ingin pergi..
Dan meninggalkan panggung sandiwara..

Untuk terakhir kali…

Kamis, 27 Maret 2014

Manusia di Persimpangan

Mengapa manusia berada di persimpangan? Bagaimana manusia memilih jalan di persimpangan? Dan apa yang dilakukan manusia di persimpangan?...


Sabtu, 22 Maret 2014

Kapas Putih


           Dia sudah lama memperhatikannya jauh sebelum ia mengenalnya. Dari caranya melihat, menatap, dan tersenyum anggun tetapi wanita itu belum menyadarinya bahwa ada pria yang diam-diam menyukainya.

Senin, 17 Maret 2014

Semalam di Bui

Puisi oleh:
(Andri M. Pradhana)

Tiada hari tanpa gelapnya sang malam
Dingin hanyut menggeletakan pemuja kebebasan
Di setiap sudut kesunyian menghampiri
Setiap jiwa yang ingin berdiri
Di atas kesesalan di balik jeruji
Penghempas kaum tak terpuji

Selasa, 11 Maret 2014

Teman Kaleng I


         

Entah mengapa aku merasa rindu setiap kali melihat pintu tua itu. Ku tahu itu akan membawaku ke masa keemasan dimana jejak-jejak tanganku berada di sana. Membuat kenangan menjadi nyata dan menghapuskannya sejak pintu itu kembali ditutupnya untuk waktu yang tak sedikit. Begitu kesepian saat tak ada jejak tangan yang tertinggal di sana. Kurasa tak lagi kesepian tapi lebih dari itu, dingin dan tak tersentuh. Tapi itu yang membuatku terpanggil untuk membukakan pintu dan menghadiri ruangan yang sudah lama tak tersentuh langkah kaki.

Kamis, 06 Maret 2014

Diantara Langkah dan Persimpangan

Puisi oleh:
(Andri M. Pradhana)

Aku…
Berjalan kemana langkahku berpijak…
Membawa ke jalan yang tak pernah ada persimpangan…
Yang sebenarnya kakiku enggan menyentuh debu-debu ini…