Oleh :
Andri Mulyahadi
“Tiada kata-kata yang
pantas dilantunkan pertama kali selain bersyukur kepada Allah SWT, ketika buku
pertama saya selesai diterbitkan.”
Itu
adalah ungkapan pertama yang saya sampaikan dalam buku “Insiden Berdarah”.
Semua yang terjadi, semua yang berubah tentunya atas kehendak Allah SWT. Dan
ini merupakan salah satu anugrah yang Tuhan berikan kepada saya.
Seperti
kebanyakan orang pada umumnya ketika berhasil mencapai harapan dan tujuannya,
luapan perasaan bahagia dan haru mewakili semua perasaan yang ada. Saya pun
merasakan hal itu. Namun, saya tidak lupa ada hal yang saya pegang sebagai
teman penyemangat saya, yaitu perjuangan dan proses tidak pernah mengkhianati
hasil. Untuk mempertahankan semua itu, tentu kita harus tetap rendah hati dan
jangan berhenti untuk belajar.
Bercerita
tentang buku “Insiden Berdarah,” saya sedikit tidak menyangka kisah serumit
yang saya tulis itu, kini menjelma dalam bentuk buku. Apakah itu adalah sebuah
prestasi? Bagi saya, itu adalah sebagian kecil prestasi. Saya sangat berharap
ketika buku tersebut dapat diterima dan dinikmati oleh pembaca. Bermanfaat
serta menambah wawasan bagi pembaca.
Setiap
kali saya membagikan tulisan dalam bentuk apapun, saya berusaha untuk berbagi
pesan yang minimal bisa berguna dan merubah orang yang membacanya ke arah lebih
baik. Dalam buku ini, tentu banyak pesan yang saya sisipkan.
Buku
“Insiden Berdarah” merupakan salah satu ciptaan terbaik saya, karena tidak
hanya perjuangan dan kesabaran yang besar yang saya curahkan, namun juga segala rasa cinta saya tuangkan ke
dalamnya, karena tanpa cinta buku itu tidak akan spesial sama sekali.
Tentu,
ada segelintir pertanyaan menyerang kepala saya atas kehadiran buku ini. Kenapa
Insiden Berdarah? Kenapa menulis cerita misteri atau thriller? Mengapa apa
alasannya?
Mungkin
saya sudah menjawab untuk kesekian kalinya, dan itu adalah kewajiban saya untuk
memberi jawabannya, termasuk saya menjawab di halaman awal buku ini. Setiap
penulis tentunya memiliki cara dan gaya tersendiri untuk menulis bukunya.
Memiliki motif dan tujuan tersendiri dalam menerbitkan bukunya. Termasuk saya.
Saya sangat suka cerita tentang misteri, bahkan saya sampai memutar otak
beberapa kali ketika membaca cerita misteri yang sulit saya pecahkan. Di sana,
saya mendapati perasaan beraneka macam, penasaran, khawatir, kesal, sedih,
senang, putus asa, tabah dll. Ketika saya bertemu dengan kisah misteri dalam
buku orang lain, saya ingin belajar bagaimana rumitnya membuat misteri, membuat
alur yang seperti labirin, tokoh yang sulit dimengerti, belum lagi teka-teki
yang bikin kepada puyeng.
Itulah
kehebatan para penulis cerita misteri. Pembaca secara sadar atau pun tidak,
dipaksa untuk menikmati cerita misteri dengan semua perasaan tadi. Kemudian
pembaca akan menuangkan perhatiannya untuk senantiasa menerima cerita-cerita
misteri yang si penulis sajikan.
Saya
memiliki alasan dari itu semua, jujur menulis cerita misteri bukan hal yang
mudah untuk dilakukan. Banyak hal ini itu yang harus dilakukan ketibang menulis
cerita drama romans misalnya. Tapi percayalah wahai pembaca cerita saya, saya
ingin menunjukan bahwa cerita misteri adalah cerita yang luarbiasa yang akan
membuat kamu menuangkan perhatian lebih untuk membacanya. Misteri adalah
sesuatu yang terkadang tidak bisa kita prediksi dan penuh dengan rahasia.
Namun, perjuangan kamu ketika sampai berhasil memecahkan misteri tersebut,
adalah sebuah kebanggaan dan prestasi kamu bukan hanya sebagai pembaca, saya
lebih suka menyebutnya “pemecah misteri.”
Itulah
bedanya pembaca cerita misteri dengan pembaca buku aliran lain. Ketika pembaca
atau pemecah misteri itu senang, tentu saya akan lebih senang mengetahui
keberhasilan kamu. bukankah hal yang baik untuk berlomba-lomba dalam kebaikan?
Saling berbagi kebaikan, ilmu, pengalaman, dan wawasan kepada orang lain adalah
cara untuk bisa berbahagia.
Buku
ini berisi misteri kematian seseorang. Naomi adalah tokoh utama yang harus
memecahkan misteri tersebut melalui peristiwa aneh, teka-teki, mimpi buruk,
pengalaman horor, hingga ancaman kematian. Berlatarbelakang di sebuah daerah
pantai selatan yang katanya tersimpan mitos yang menyeramkan. Cerita ini juga
mengandung unsur detektif dan horor, namun saya lebih suka menyebutnya cerita
thriller, karena banyak adegan dan ancaman yang menegangkan dan menyeramkan.
Jadi ada bau-bau kesadisan “sedikit.” Meski demikian cerita ini tentu saya
kemas dengan kisah dramatis persahabatan mahasiswa dan juga kisah polisi dalam
mengungkap setiap insiden.
Saya
akan kutip pendapat para tokoh cerita Insiden Berdarah. Dari situ kita bisa
belajar untuk memaknai hidup ini dengan lebih baik.
“Namanya sebuah kecelakaan, tidak
ada yang tahu kapan datangnya, dan gak ada orang yang mau bertemu dengan hal
itu. namun, ada pula yang mengatasnamakan kecelakaan padahal itu adalah sebuah
rencana yang tidak baik dari niat buruk seseorang.”
---Ayoga (page 89).
“Bukankah sahabat akan selalu
menolong sahabatnya bagaimanapun keadaannya?”
---Rin (page 189).
“Kehilanganmu adalah kesalahan
terbesar dalam hidupku.”
---Ayoga (page 217).
“Hidup itu memang kejam, kau akan
memilih untuk hidup sebagai orang kejam atau mati sebagai orang lemah dan tak
berguna.”
---Herra (page 219).
“Kehidupan itu seperti papan catur.
Dimana manusia menjadi bidak-bidak yang saling bertempur dan raja dengan
kapitalisme, yang mengendalikan kekuasaan yang abadi.”
---Herra (page 220).
“..adalah sebuah kebanggaan bagi
anaknya memiliki pahlawan seperti ayah.”
---Naomi (page 222).
“Bukankah Tuhan sudah membagi
kehidupan dengan seadil-adilnya? Lantas bagaimana kamu bisa mengingkari nikmat
yang telah Tuhan berikan kepadamu?”
---Naomi (page 232).
“Buat apa sebuah pangkat tinggi
jika tidak bisa menyelamatkan temannya sendiri.”
---Inspektur Kepolisian (page 245).
Semoga
dengan kehadiran buku “Insiden Berdarah” ini bisa membuat saya termotivasi
untuk terus membuat karya yang dapat diterima dan dinikmati oleh pembaca. Saya
yakin ini adalah langkah awal saya untuk tetap berkarya dan belajar dengan
lebih baik. Saya sangat berterima kasih kepada para sahabat saya dan pembaca
buku yang sangat antusias dengan kehadiran buku ini.
Saya
tidak hanya mendapat masukan yang positif, kritikan yang membangun dan
tantangan untuk membuat karya yang baru juga mereka berikan kepada saya. Saya
sangat bersyukur sekali.
Dan
ada pertanyaan terakhir yang membuat saya tersenyum.
“Apakah
akan ada kelanjutan cerita untuk Insiden Berdarah 2?”
“Saya
rasa itu ide yang menarik, tunggu saja..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar