CLP Present
A film by Asep Kurniawan
Writer by Andri Mulyahadi
Ilustrator by Sasa
OPENING – ESTABLISH
Suasana hening, Di
balik pohon, daun-daun bergoyang, potret kamera, Sketsa lukisan dengan alat
lukisnya.
Pajangan sketsa
lukisan, alat tulis.
1.INT.KAMAR RENATA – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Renata sedang melukis gambar tentang seseorang yang membuatnya
terus menunggu. Suasana kamar yang hening, tampak banyak hasil tulisan dan
sketsa gambar ilustrasi.
2.INT.KAMAR KEN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN
Ken sedang merapihkan
kamera kesayangannya, dan bersiap untuk memotret. Sesekali ia memotret dan
melihat hasil jepretannya
3.EXT.TAMAN - PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA, KEN, ORANG-ORANG BERPASANGAN
PROLOG
Di Suatu taman, terlihat banyak pohon di sekelilingnya. Udara
terasa sejuk dan suasana tampak indah.
Orang-orang beraktifitas dan berpasang-pasangan, ada yang jalan
bergandengan bersama, ada yang sedang menggombal dan ada yang duduk ngobrol
bersama.
V.O RENATA
..Bahagia itu, ketika kita
bisa menghabiskan waktu bersama orang yang kita cintai.
Sampai kita lupa waktu..
Renata sedang duduk sendiri di bangku taman. terdengar suara
riuh daun yang ditiup angin. Daun-daun berguguran. Ia melihat hasil lukisannya.
Renata sedang menunggu seseorang. Ia mendapat janji untuk bertemu di tempat itu. Namun sudah lama orang
itu tak kunjung datang, Renata masih menunggu dengan tabah.
V.O RENATA
Aku pun sama seperti mereka, lupa
waktu.
4.EXT.JALAN TAMAN –
PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN
Ken berlari tergesah-gesah menuju taman. Ken lupa sudah ada
janji dengan Renata.
CUT BACK TO
5.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA, KEN
Ken menuju taman, ia ingin bertemu Renata. Renata telah menunggu,
Ken terlambat. Ken melihat Renata sedang duduk sendirian, ia memfotonya.
Mereka tampak bahagia, Renata memperlihatkan hasil lukisannya
dan Ken memperlihatkan hasil jepretannya.
V.O RENATA
Menunggu adalah perkara yang
sederhana, meski demikian, bertemu
dengan seseorang yang kita tunggu akan menjadi sesuatu yang istimewa.
Meski kita berbeda, kit a selalu
memiliki alasan untuk tetap bersama, bertemu dan membangun sebuah persamaan.
Tiba-tiba saja Ken mengalami kesakitan pada perutnya.
Renata
“Kamu kenapa?”
Ken
“akhir-akhir ini aku merasa cepat lelah.”
Renata
“Kamu gak apa-apa?”
“Kamu harus istirahat, Ken.”
Ken
“Ya, Aku gak apa-apa.”
Besok aku kita bisa bertemu lagi?
Ken tersenyum. Renata hanya mengangguk dan tersenyum.
V.O RENATA
Pada akhirnya penantian akan
terbayar oleh sebuah senyuman.
6.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Renata kembali menunggu Ken di taman, ia melukis gambar yang
baru gambar seseorang yang ia tunggu, Ken.
Tiba-tiba Renata merasakan sakit kepala. Pandangannya mejadi
tidak fokus. Lukisannya memburam. Renata tampak pucat. Ia menunggu Ken, namun
kali ini Ken tidak datang. Tetesan darah tiba-tiba membasahi lukisan renata.
Renata mengeluarkan darah dari hidungnya. Wajahnya tampak pucat.
V.O RENATA
Aku kembali menunggu seseorang,
aku ingin merasakan kebahagiaan sekali lagi.
Namun, kali ini aku tak
mendapatkannya, waktuku terlanjur habis oleh angin yang membuat daun-daun
berguguran.
Renata kemudian terjatuh dan tak sadarkan diri.
Aku melihat langit, ia tak ingin
menemuiku lagi, dunia menyembunyikannya di antara daun-daun.
FADE OUT
7.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA, KEN BERSAMA ISTERI
ESTABLISH
Suasana pantai dan
laut, deburan ombak, langit dan awan yang cerah, suara hembusan angin laut.
Di pantai seorang pria sedang bersantai dengan isteri. Mereka
berjalan-jalan dan beristirahat sejenak.
Ken
Kita istirahat di sini dulu yah, sayang..
V.O RENATA
Apa kau bisa melihatnya. Seseorang yang duduk di sana,
ia tampak tersenyum bahagi a.
seorang lelaki tampan bersama seorang perempuan
cantik dan seorang anak perempuan yang lucu.
Membayangkan Suasana yang romantis dan penuh
kasih.
Aku rindu berada di sana, tempat yang sama saat
aku pernah dengan cukup tabah dan sabar menunggunya selama berjam-jam sebagai
seorang perempuan.
FLASHBACK
8.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Sebelumnya Renata
duduk di bangku itu seorang diri. menunggu seseorang, namun tak kunjung datang.
Ia pun berjalan perlahan.
V.O RENATA
Tapi itu dulu, sebelum akhirnya aku menyerah pada
suatu keadaan.
Keadaan yang memaksaku menjadi sekarang ini. Aku
tak lagi bertemu Lelaki yang membuatku bahagia.
Saat itu aku ingin pulang tapi tak ada gunanya
juga aku pulang, rumah tak menginginkanku atau malah aku sendiri yang tak
menginginkan rumah.
Lalu ku putuskan untuk menghabiskan tahun demi
tahun usiaku hidup untuk bersembunyi.
9.EXT.TAMAN EKSPRESI – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA, KEN, ISTERI DAN ANAKNYA, PUSPA
Ken dan keluarganya kembali
lagi, mereka sedang berbincang sambil tertawa.
Tampak Renata melihat
dari balik pohon.
Puspa
“Apa kamu menunggu lelaki itu?”
Renata mendengar sebuah suara perempuan.
Renata
“Siapa itu..?”
Renata melihat kesekeliling.
Puspa
“Bukankah lelaki itu sudah beristri?”
V.O RENATA
Pohon itu.. ah bukan maksudku, itu tampak seperti
perempuan, ia menampakan diri.
Seorang perempuan
muncul dari balik pohon dan berbicara kepada Renata.
Renata
“Iya. Dan mempunyai seorang anak perempuan.
Anaknya lucu sekali. Persis seperti ibunya.”
Renata melihat
kembali ke arah perempuan di balik pohon itu.
Renata
“kamu siapa, apakah kamu seorang perempuan?”
Puspa
“Ya, aku sama sepertimu, perempuan. Tapi
sesungguhnya aku tak suka lagi jadi perempuan. Aku lebih suka menjadi pohon
daripada seorang perempuan. Itu membuatku lebih baik.”
Renata
“Apa kamu juga menunggu seseorang di sini?”
Puspa
“Ya.
Lihatlah di sekelilingmu! Pohon-pohon di sana. Mereka sama sepertiku, perempuan
yang dulunya menunggu seseorang yang berjanji akan bertemu di sini, namun
seseorang yang kami tunggu itu tak pernah datang sampai sekarang.
V.O RENATA
Aku bisa mengerti bagaimana
perasaan seorang perempuan yang dilupakan setelah diberi harapan.
Aku tahu, aku mungkin terlalu
bodoh untuk menunggu lelaki itu lagi, tapi itulah cinta. Cinta itu kadang terus
menunggu. Walau akhirnya ia datang juga ke tempat ini.
Seharusnya aku senang, tapi aku
malah bersedih. Karena aku tahu, ia datang bukan untuk menemuiku, ia datang
bersama perempuan lain yang telah menjadi istrinya.
Renata hanya menatap
Ken dan keluarganya dari jauh. Ia meneteskan air mata.
10.EXT.TAMAN – SORE HARI
CAST : RENATA, KEN, PUSPA
Di taman itu tampak
sepi dan hening. Terlihat langkah kaki dari kejauhan. Seseorang sedang berjalan
perlahan.
Ken sedang berjalan
sendiri, ia tampak murung dan tak bergairah. Ken pun duduk di bangku.
Renata melihatnya dari
balik pohon. Ia mengenali orang itu. Ken kembali lagi namun kali ini ia datang
sendiri.
V.O RENATA
Lelaki itu kembali lagi. Tetapi kali ini ia tak
bersama perempuan cantik dan seorang anak perempuan, ia seorang diri dan tampak
bersedih.
Renata kembali
memperhatikannya. Tiba-tiba perempuan di balik pohon kembali menampakan diri.
Puspa
“Lelaki itu kembali lagi..”
Renata terkejut melihat perempuan di balik pohon.
Renata
“Kamu..”
Puspa
“Kamu beruntung. Lelaki itu kembali lagi.
Sebaiknya kamu simpan dulu kesedihanmu itu. Apa kamu tak ingin bertemu
dengannya? Ia sepertinya sedang merindukan sosok perempuannya yang dulu
Renata
“Tapi.. aku.”
Puspa
“Kalau aku jadi kamu aku akan menemuinya.”
Renata memberanikan
diri untuk menghampiri Ken.
Ken tampak murung
sekali, ia menundukan kepalanya dan menutup mukanya dengan kedua telapak
tangannya.
Renata kemudian duduk di samping Ken. Ken terus memandang ke
arah depan, sedangkan Renata menatap Ken.
Renata
“Hei..”
Ken
“Harusnya aku tak ke sini. Tempat ini mengingatkanku
tentang kamu.”
Renata
“Kamu masih mengingatku?”
Ken
“Hem. Sudah
lama aku tak bertemu kamu. Sejak.. “
Renata
“Janji
bertemu kita yang terakhir di sini? Kamu tak datang.. “
Ken
“Maafkan aku. Waktu itu aku.. “
V.O RENATA
Ia menceritakan sesuatu yang menurutku
sebenarnya sudah tak perlu lagi dijelaskan. Tapi biarlah, meski begitu aku
mendengarkannya.
Ia bercerita semuanya tampak
seperti orang yang jujur dan merasa bersalah. Ia meminta maaf kepadaku, karena
ia tak datang waktu itu. Waktu ia berjanji kembali akan bertemu aku di sini.
Tapi ia lupa, ia tak ingat bahwa ia masih mempunyai janji untuk menemuiku.
FLASHBACK
11.EXT. JALAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN, ISTERI KEN (Gladis)
Ken hendak menemui Renata. Namun tiba-tiba Ken merasakan sakit
tak tertahankan pada perutnya. Ken pun tak sadarkan diri.
V.O KEN
Sepertinya sakitku semakin parah,
aku sudah tak dapat bertahan lagi. Tapi aku masih ada janji yang harus aku
tepati. Renata.. bagaimanapun juga aku harus menemuimu.
Aku harus tetap hidup. Kalau saja
ada yang menolongku saat ini aku berjanji akan menepati janjiku. Agar aku
diberi kesempatan hidup untuk bertemu Renata.
Ken tiba-tiba tak sadarkan diri.
Gladis yang hendak menemui Ken langsung menghampiri dan membangunkannya.
Namun Ken tak sadarkan diri.
12.INT.RUMAH SAKIT/KAMAR TIDUR –
PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN, GLADIS
Ken tersadar. Tubuhnya sudah terbaring di atas kasur. Tubuhnya
tak ada energi untuk bergerak. Ken melihat seseorang, seorang perempuan, Gladis
tampak melihat ken dan tersenyum.
V.O KEN
Aku kembali terbangun. Rupanya
Tuhan masih memberiku kehidupan sekali lagi. Namun aku harus membayar semua
itu..
CUT BACK TO
13.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN, RENATA
Ken masih bercerita semua yang terjadi. Berharap Renata
mendengarnya.
Ken
“Aku malah melupakanmu.”
Renata
“Sudahlah. Yang penting kita sudah bertemu. Kamu kenapa?”
Ken
“Ada sesuatu yang harus aku korbankan.”
Renata
“Apa yang terjadi”
Ken kembali menunduk. Ia mengusap dan mengosokan kedua telapak
tangannya, lalu sesekali menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.
Ken
“Aku telah melakukan hal yang membuatku menyesal,
Renata. Andai saja aku tak bernazar waktu itu, mungkin aku bisa bersamamu.”
14.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE
CAST : KEN, ISTRI KEN, ANAK KEN
Mereka sedang menikmati kebersamaan, Namun terlihat dari raut
wajah Ken yang tampak tak bahagia dengan keluarganya. Masih tersirat tentang
Renata di kepalanya.
V.O KEN
Andai kamu tahu Renata, aku tak
pernah bahagia dengan cara seperti ini.
Aku terlanjur berjanji bahwa aku
akan menyetujui apapun permintaan orang yang mendonorkan ginjalnya untukku.
Aku tak menyangka, bahwa Gladis
memintaku menjadi suaminya. Ia rela melakukan nya untuk ku.
CUT BACK TO
15.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE HARI
CAST : RENATA, KEN
Ken masih bercerita,
Renata hanya mendengarkannya.
Ken
“Kenapa semua harus seperti ini.”
Ken tampak ingin menangis. Ia menundukan kepala dan mengusap
wajahnya dengan tangannya.
Renata
“Kenapa saat itu kamu tak memberitahuku?”
Ken
“Hem.. kegelisahanku
ini terkadang membuat kesal isteriku, ia sepertinya menyadari kalau aku ini
tidak pernah mencintainya.
Kehidupan berumah tangga itu rumit, sama seperti
hidup ini.”
Ken berkata sambil sedikit menangis dan terbata-bata.
“Maafkan aku Renata. Maafkan aku. aku melupakanm
dan meninggalkanmu seperti ini..”
Renata
“Tidak
apa-apa.”
Ken
“Apa kamu tahu, kadang, aku masih memikirkanmu..”
Renata terkejut, ia menatap balik Ken.
V.O RENATA
Jujur saja, aku tidak terlalu
suka saat ia mengucapkan dan memberiku hanya sebuah “kadang”. Bagiku itu
tidaklah cukup, bahkan serasa penantianku selama ini direndahkan oleh kata itu.
Harusnya ia memberiku selalu bukan kadang. Sekarang aku tahu, aku tidak ingin
mencintai orang yang memberiku “kadang”.
Ken melihat ke kanan ke kiri dan ke sekeliling.
Ken
“Aku ingin sekali memelukmu dan menciummu. Tapi
bagaimana caranya?”
V.O RENATA
Aku tak ingin ia memelukku bahkan
menciumku. Aku tahu, ciuman itu tak pantas untukku. Ciuman yang berasal dari
bibir itu. Bibir yang dulu memberiku janji untuk bertemu, hingga akhirnya
membuatku menunggu, menunggu dengan cukup lama.
Renata beranjak dari bangku. Lalu mulai berjalan meninggalkan
Ken tanpa ucapan sepatahpun.
Ken
“Kamu kemana, Renata? Kamu kemana? Kamu tidak
menunggu ku?”
Renata masih berjalan sambil meneteskan air mata, dan perlahan
menghilang.
FLASHBACK
16.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Beberapa tahun yang lalu, setiap hari Renata menunggu Ken di
tempat itu, namun Ken tak pernah kunjung datang. Renata hampir tak ada semangat
lagi untuk menunggu, ingin rasanya ia berhenti untuk menunggu, namun ia tetap
menunggu Ken.
V.O RENATA
Apa yang ia katakan? Ia memintaku
menunggu? Memangnya selama ini aku melakukan apa? Tidak cukupkah penantianku
menunggunya selama ini?
17.EXT. PANTAI – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Bahkan Renata mengunjungi tempat pertama kali ia bertemu Ken.
Namun Ken juga tak ada.
CUT BACK TO
18.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Renata kembali menunggu di taman. Hingga akhirnya ia jatuh
sakit. Ia kembali memuntahkan darah dari mulutnya. Dan terjatuh tak sadarkan
diri.
19.INT.RUMAH SAKIT/KAMAR TIDUR –
PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA
Renata menyadari bahwa ia sedang terbaring di suatu tempat. ia
sesekali memegang kepala, kepalanya terasa begitu sakit. Ia melihat sesuatu,
sebuah hasil rontion tampak seperti tengkorak kepala.
Ia menyadari bahwa penyakit kanker kepalanya sudah memasuki
stadium akhir. Ia tak ada harapan lagi untuk bertahan dan menunggu.
CUT BACK TO
20.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : -
Esoknya Renata tak lagi menunggu berada di sana. Tempat yang
biasa ia menunggu kosong.
Renata meninggal dunia.
Ada gambar seseorang tertinggal di sana, gambar Ken.
CUT BACK TO
21.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : RENATA, KEN
Ken masih duduk disana, kepalanya menunduk. Renata meninggalkannya seorang diri.
V.O RENATA
Maaf.. Aku tak mendengarnya,
bahkan aku tak mendengar langkah kakinya. Mungkin saudari-saudari perempuanku
menutupi telingaku dengan suara riuh angin dan gemerisik daun.
Apakah semua lelaki itu tak
mengerti apa yang dirasakan oleh perempuan? Seharusnya ia memberiku selalu,
bukan kadang. Yang seharusnya ia bilang adalah “aku selalu memikirkanmu.” Tapi
aku tidak pernah mendengar ia mengatakan itu kepadaku.
Bagiku lelaki yang seperti itu
tak layak lagi untuk ditunggu. Ia terus memanggilku. Bukan itu yang diharapkan
seorang perempuan.
Rasanya bodoh sekali saat aku
merasa bahwa aku ingin ia berlari menyusulku, mengejarku, menarik lenganku, dan
memeluku, lalu mengucapkan maaf karena telah memberiku hanya sebuah kadang.
Sayangnya, itu tidak ia lakukan.
Renata melihat Ken masih duduk di tempat itu. Ken mencari-cari
Renata. Renata mengenakan pakaian putih seperti orang yang sudah meninggal
dunia.
Kemudian Renata menghilang, untuk selamanya.
V.O RENATA
Aku tak ingin lagi menunggu
sebagai perempuan, tidak.. maksudku, aku malah tak ingin lagi menjadi manusia,
sudah terlalu sakit rasanya.
Mungkin suatu hari nanti, lelaki
itu akan sadar bahwa sebuah kadang tak akan pernah cukup bagi perempuan. Semua
perempuan di dunia.
Aku akan menemui
saudari-saudariku yang lain. Kalau aku ini ditakdirkan memang seorang
perempuan, aku akan berkamuflase seperti saudari-saudariku yang lain,
bersembunyi dan menyamar sebagai pohon yang menyimpan air mata dan Kesedihan.
End..
V.O RENATA
Sejak bertahun-tahun taman ini telah menjadi tempat banyak
pasangan kekasih menjalin cinta dengan saling mengikat janji untuk bertemu.
Sebagaimana layaknya sebuah janji manusia, ada janji yang
ditepati ada pula janji yang diingkarinya.
Mereka yang menyatukan janji dan saling bertemu di tempat ini
akan bernasib baik.
Namun, tidak untuk Renata..
INSERT CREDIT TITLE
22.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE
CAST : SEORANG PEREMPUAN
EPILOG
Seorang perempuan tengah beristirahat dari joggingnya di bangku
di Taman ekspresi. Ia sedang asik mendengarkan lagu dari headphonenya.
Tiba-tiba terdengar suara tangisan perempuan.
Perempuan itu pun melihat ke samping, seorang perempuan sedang
duduk menangis. Itu Renata. Ia pun merasa terkejut dan ketakutan,ia menutup
mata sejenak kemudian membuka mata lagi Renata sudah tidak ada. ia beranjak
untuk meninggalkan tempat itu.
CLP COPYRIGHT 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar