Kamis, 26 April 2018

Skenario “Perempuan Kamuflase”


CLP Present
A film by Asep Kurniawan
Writer by Andri Mulyahadi
Ilustrator by Sasa



OPENING – ESTABLISH

Suasana hening, Di balik pohon, daun-daun bergoyang, potret kamera, Sketsa lukisan dengan alat lukisnya.

Pajangan sketsa lukisan, alat tulis.





1.INT.KAMAR RENATA – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Renata sedang melukis gambar tentang seseorang yang membuatnya terus menunggu. Suasana kamar yang hening, tampak banyak hasil tulisan dan sketsa gambar ilustrasi.



2.INT.KAMAR KEN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN

Ken sedang merapihkan kamera kesayangannya, dan bersiap untuk memotret. Sesekali ia memotret dan melihat hasil jepretannya



3.EXT.TAMAN - PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA, KEN, ORANG-ORANG BERPASANGAN

PROLOG

Di Suatu taman, terlihat banyak pohon di sekelilingnya. Udara terasa sejuk dan suasana tampak indah.

Orang-orang beraktifitas dan berpasang-pasangan, ada yang jalan bergandengan bersama, ada yang sedang menggombal dan ada yang duduk ngobrol bersama.

V.O RENATA

..Bahagia itu, ketika kita bisa menghabiskan waktu bersama orang yang kita cintai.

Sampai kita lupa waktu..

Renata sedang duduk sendiri di bangku taman. terdengar suara riuh daun yang ditiup angin. Daun-daun berguguran. Ia melihat hasil lukisannya.

Renata sedang menunggu seseorang. Ia mendapat janji untuk  bertemu di tempat itu. Namun sudah lama orang itu tak kunjung datang, Renata masih menunggu dengan tabah.



V.O RENATA

Aku pun sama seperti mereka, lupa waktu.



4.EXT.JALAN TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN

Ken berlari tergesah-gesah menuju taman. Ken lupa sudah ada janji dengan Renata.



CUT BACK TO

5.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA, KEN

Ken menuju taman, ia ingin bertemu Renata. Renata telah menunggu, Ken terlambat. Ken melihat Renata sedang duduk sendirian, ia memfotonya.

Mereka tampak bahagia, Renata memperlihatkan hasil lukisannya dan Ken memperlihatkan hasil jepretannya.

V.O RENATA

Menunggu adalah perkara yang sederhana, meski demikian,  bertemu dengan seseorang yang kita tunggu akan menjadi sesuatu yang istimewa.

Meski kita berbeda, kit a selalu memiliki alasan untuk tetap bersama, bertemu dan membangun sebuah persamaan.

Tiba-tiba saja Ken mengalami kesakitan pada perutnya.

Renata

“Kamu kenapa?”

 Ken

“akhir-akhir ini aku merasa cepat lelah.”

Renata

“Kamu gak apa-apa?”

“Kamu harus istirahat, Ken.”

Ken

“Ya, Aku gak apa-apa.”

Besok aku kita bisa bertemu lagi?

Ken tersenyum. Renata hanya mengangguk dan tersenyum.

V.O RENATA

Pada akhirnya penantian akan terbayar oleh sebuah senyuman.



6.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Renata kembali menunggu Ken di taman, ia melukis gambar yang baru gambar seseorang yang ia tunggu, Ken.

Tiba-tiba Renata merasakan sakit kepala. Pandangannya mejadi tidak fokus. Lukisannya memburam. Renata tampak pucat. Ia menunggu Ken, namun kali ini Ken tidak datang. Tetesan darah tiba-tiba membasahi lukisan renata. Renata mengeluarkan darah dari hidungnya. Wajahnya tampak pucat.

V.O RENATA

Aku kembali menunggu seseorang, aku ingin merasakan kebahagiaan sekali lagi.

Namun, kali ini aku tak mendapatkannya, waktuku terlanjur habis oleh angin yang membuat daun-daun berguguran.

Renata kemudian terjatuh dan tak sadarkan diri.

Aku melihat langit, ia tak ingin menemuiku lagi, dunia menyembunyikannya di antara daun-daun.

FADE OUT



7.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA, KEN BERSAMA ISTERI

ESTABLISH

Suasana pantai dan laut, deburan ombak, langit dan awan yang cerah, suara hembusan angin laut.

Di pantai seorang pria sedang bersantai dengan isteri. Mereka berjalan-jalan dan beristirahat sejenak.

Ken

Kita istirahat di sini dulu yah, sayang..

V.O RENATA

Apa kau bisa melihatnya. Seseorang yang duduk di sana, ia tampak tersenyum bahagi a.

seorang lelaki tampan bersama seorang perempuan cantik dan seorang anak perempuan yang lucu.

Membayangkan Suasana yang romantis dan penuh kasih.

Aku rindu berada di sana, tempat yang sama saat aku pernah dengan cukup tabah dan sabar menunggunya selama berjam-jam sebagai seorang perempuan.



FLASHBACK

8.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Sebelumnya Renata duduk di bangku itu seorang diri. menunggu seseorang, namun tak kunjung datang. Ia pun berjalan perlahan.

V.O RENATA

Tapi itu dulu, sebelum akhirnya aku menyerah pada suatu keadaan.

Keadaan yang memaksaku menjadi sekarang ini. Aku tak lagi bertemu Lelaki yang membuatku bahagia.

Saat itu aku ingin pulang tapi tak ada gunanya juga aku pulang, rumah tak menginginkanku atau malah aku sendiri yang tak menginginkan rumah.

Lalu ku putuskan untuk menghabiskan tahun demi tahun usiaku hidup untuk bersembunyi.



9.EXT.TAMAN EKSPRESI – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA, KEN, ISTERI DAN ANAKNYA, PUSPA

Ken dan keluarganya kembali lagi, mereka sedang berbincang sambil tertawa.

Tampak Renata melihat dari balik pohon.

Puspa

“Apa kamu menunggu lelaki itu?”

Renata mendengar sebuah suara perempuan.

Renata

“Siapa itu..?”

Renata melihat kesekeliling.

Puspa

“Bukankah lelaki itu sudah beristri?”

V.O RENATA

Pohon itu.. ah bukan maksudku, itu tampak seperti perempuan, ia menampakan diri.

Seorang perempuan muncul dari balik pohon dan berbicara kepada Renata.

Renata

“Iya. Dan mempunyai seorang anak perempuan. Anaknya lucu sekali. Persis seperti ibunya.”

Renata melihat kembali ke arah perempuan di balik pohon itu.

Renata

“kamu siapa, apakah kamu seorang perempuan?”

Puspa

“Ya, aku sama sepertimu, perempuan. Tapi sesungguhnya aku tak suka lagi jadi perempuan. Aku lebih suka menjadi pohon daripada seorang perempuan. Itu membuatku lebih baik.”

Renata

“Apa kamu juga menunggu seseorang di sini?”

Puspa

 “Ya. Lihatlah di sekelilingmu! Pohon-pohon di sana. Mereka sama sepertiku, perempuan yang dulunya menunggu seseorang yang berjanji akan bertemu di sini, namun seseorang yang kami tunggu itu tak pernah datang sampai sekarang.

V.O RENATA

Aku bisa mengerti bagaimana perasaan seorang perempuan yang dilupakan setelah diberi harapan.

Aku tahu, aku mungkin terlalu bodoh untuk menunggu lelaki itu lagi, tapi itulah cinta. Cinta itu kadang terus menunggu. Walau akhirnya ia datang juga ke tempat ini.

Seharusnya aku senang, tapi aku malah bersedih. Karena aku tahu, ia datang bukan untuk menemuiku, ia datang bersama perempuan lain yang telah menjadi istrinya.

Renata hanya menatap Ken dan keluarganya dari jauh. Ia meneteskan air mata.



10.EXT.TAMAN – SORE HARI

CAST : RENATA, KEN, PUSPA

Di taman itu tampak sepi dan hening. Terlihat langkah kaki dari kejauhan. Seseorang sedang berjalan perlahan.

Ken sedang berjalan sendiri, ia tampak murung dan tak bergairah. Ken pun duduk di bangku.

Renata melihatnya dari balik pohon. Ia mengenali orang itu. Ken kembali lagi namun kali ini ia datang sendiri.

V.O RENATA

Lelaki itu kembali lagi. Tetapi kali ini ia tak bersama perempuan cantik dan seorang anak perempuan, ia seorang diri dan tampak bersedih.

Renata kembali memperhatikannya. Tiba-tiba perempuan di balik pohon kembali menampakan diri.

Puspa

“Lelaki itu kembali lagi..”

Renata terkejut melihat perempuan di balik pohon.

Renata

“Kamu..”

Puspa

“Kamu beruntung. Lelaki itu kembali lagi. Sebaiknya kamu simpan dulu kesedihanmu itu. Apa kamu tak ingin bertemu dengannya? Ia sepertinya sedang merindukan sosok perempuannya yang dulu

Renata

“Tapi.. aku.”

Puspa

“Kalau aku jadi kamu aku akan menemuinya.”

Renata memberanikan diri untuk menghampiri Ken.

Ken tampak murung sekali, ia menundukan kepalanya dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

Renata kemudian duduk di samping Ken. Ken terus memandang ke arah depan, sedangkan Renata menatap Ken.

Renata

“Hei..”

Ken

“Harusnya aku tak ke sini. Tempat ini mengingatkanku tentang kamu.”

Renata

“Kamu masih mengingatku?”

Ken

 “Hem. Sudah lama aku tak bertemu kamu. Sejak.. “

Renata

 “Janji bertemu kita yang terakhir di sini? Kamu tak datang.. “

Ken

“Maafkan aku. Waktu itu aku.. “

V.O RENATA

Ia menceritakan sesuatu yang menurutku sebenarnya sudah tak perlu lagi dijelaskan. Tapi biarlah, meski begitu aku mendengarkannya.

Ia bercerita semuanya tampak seperti orang yang jujur dan merasa bersalah. Ia meminta maaf kepadaku, karena ia tak datang waktu itu. Waktu ia berjanji kembali akan bertemu aku di sini. Tapi ia lupa, ia tak ingat bahwa ia masih mempunyai janji untuk menemuiku.



FLASHBACK

11.EXT. JALAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN, ISTERI KEN (Gladis)

Ken hendak menemui Renata. Namun tiba-tiba Ken merasakan sakit tak tertahankan pada perutnya. Ken pun tak sadarkan diri.

V.O KEN

Sepertinya sakitku semakin parah, aku sudah tak dapat bertahan lagi. Tapi aku masih ada janji yang harus aku tepati. Renata.. bagaimanapun juga aku harus menemuimu.

Aku harus tetap hidup. Kalau saja ada yang menolongku saat ini aku berjanji akan menepati janjiku. Agar aku diberi kesempatan hidup untuk bertemu Renata.

Ken tiba-tiba tak sadarkan diri.

Gladis yang hendak menemui Ken langsung menghampiri dan membangunkannya. Namun Ken tak sadarkan diri.

  

12.INT.RUMAH SAKIT/KAMAR TIDUR – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN, GLADIS

Ken tersadar. Tubuhnya sudah terbaring di atas kasur. Tubuhnya tak ada energi untuk bergerak. Ken melihat seseorang, seorang perempuan, Gladis tampak melihat ken dan tersenyum.

V.O KEN

Aku kembali terbangun. Rupanya Tuhan masih memberiku kehidupan sekali lagi. Namun aku harus membayar semua itu..



CUT BACK TO

13.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN, RENATA

Ken masih bercerita semua yang terjadi. Berharap Renata mendengarnya.

Ken

“Aku malah melupakanmu.”

Renata

“Sudahlah. Yang penting kita sudah bertemu. Kamu kenapa?”

Ken

“Ada sesuatu yang harus aku korbankan.”

Renata

“Apa yang terjadi”

Ken kembali menunduk. Ia mengusap dan mengosokan kedua telapak tangannya, lalu sesekali menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.

Ken

“Aku telah melakukan hal yang membuatku menyesal, Renata. Andai saja aku tak bernazar waktu itu, mungkin aku bisa bersamamu.”



14.EXT.PANTAI – PAGI/SIANG/SORE

CAST : KEN, ISTRI KEN, ANAK KEN

Mereka sedang menikmati kebersamaan, Namun terlihat dari raut wajah Ken yang tampak tak bahagia dengan keluarganya. Masih tersirat tentang Renata di kepalanya.

V.O KEN

Andai kamu tahu Renata, aku tak pernah bahagia dengan cara seperti ini.

Aku terlanjur berjanji bahwa aku akan menyetujui apapun permintaan orang yang mendonorkan ginjalnya untukku.

Aku tak menyangka, bahwa Gladis memintaku menjadi suaminya. Ia rela melakukan nya untuk ku.

CUT BACK TO



15.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE HARI

CAST : RENATA, KEN

Ken masih bercerita, Renata hanya mendengarkannya.

Ken

“Kenapa semua harus seperti ini.”

Ken tampak ingin menangis. Ia menundukan kepala dan mengusap wajahnya dengan tangannya.

Renata

“Kenapa saat itu kamu tak memberitahuku?”

 Ken

 “Hem.. kegelisahanku ini terkadang membuat kesal isteriku, ia sepertinya menyadari kalau aku ini tidak pernah mencintainya.

Kehidupan berumah tangga itu rumit, sama seperti hidup ini.”

Ken berkata sambil sedikit menangis dan terbata-bata.

“Maafkan aku Renata. Maafkan aku. aku melupakanm dan meninggalkanmu seperti ini..”



Renata

 “Tidak apa-apa.”

Ken

“Apa kamu tahu, kadang, aku masih memikirkanmu..”

Renata terkejut, ia menatap balik Ken.

V.O RENATA

Jujur saja, aku tidak terlalu suka saat ia mengucapkan dan memberiku hanya sebuah “kadang”. Bagiku itu tidaklah cukup, bahkan serasa penantianku selama ini direndahkan oleh kata itu. Harusnya ia memberiku selalu bukan kadang. Sekarang aku tahu, aku tidak ingin mencintai orang yang memberiku “kadang”.

Ken melihat ke kanan ke kiri dan ke sekeliling.

Ken

“Aku ingin sekali memelukmu dan menciummu. Tapi bagaimana caranya?”

V.O RENATA

Aku tak ingin ia memelukku bahkan menciumku. Aku tahu, ciuman itu tak pantas untukku. Ciuman yang berasal dari bibir itu. Bibir yang dulu memberiku janji untuk bertemu, hingga akhirnya membuatku menunggu, menunggu dengan cukup lama.

Renata beranjak dari bangku. Lalu mulai berjalan meninggalkan Ken tanpa ucapan sepatahpun.

Ken

“Kamu kemana, Renata? Kamu kemana? Kamu tidak menunggu ku?”

Renata masih berjalan sambil meneteskan air mata, dan perlahan menghilang.



FLASHBACK

16.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Beberapa tahun yang lalu, setiap hari Renata menunggu Ken di tempat itu, namun Ken tak pernah kunjung datang. Renata hampir tak ada semangat lagi untuk menunggu, ingin rasanya ia berhenti untuk menunggu, namun ia tetap menunggu Ken.

V.O RENATA

Apa yang ia katakan? Ia memintaku menunggu? Memangnya selama ini aku melakukan apa? Tidak cukupkah penantianku menunggunya selama ini? 



17.EXT. PANTAI – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Bahkan Renata mengunjungi tempat pertama kali ia bertemu Ken. Namun Ken juga tak ada.



CUT BACK TO

18.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Renata kembali menunggu di taman. Hingga akhirnya ia jatuh sakit. Ia kembali memuntahkan darah dari mulutnya. Dan terjatuh tak sadarkan diri.



19.INT.RUMAH SAKIT/KAMAR TIDUR – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA

Renata menyadari bahwa ia sedang terbaring di suatu tempat. ia sesekali memegang kepala, kepalanya terasa begitu sakit. Ia melihat sesuatu, sebuah hasil rontion tampak seperti tengkorak kepala.

Ia menyadari bahwa penyakit kanker kepalanya sudah memasuki stadium akhir. Ia tak ada harapan lagi untuk bertahan dan menunggu.

CUT BACK TO



20.EXT.TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : -

Esoknya Renata tak lagi menunggu berada di sana. Tempat yang biasa ia menunggu kosong.

Renata meninggal dunia.

Ada gambar seseorang tertinggal di sana, gambar Ken.

CUT BACK TO



21.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : RENATA, KEN

Ken masih duduk disana, kepalanya menunduk. Renata  meninggalkannya seorang diri.

V.O RENATA

Maaf.. Aku tak mendengarnya, bahkan aku tak mendengar langkah kakinya. Mungkin saudari-saudari perempuanku menutupi telingaku dengan suara riuh angin dan gemerisik daun.

Apakah semua lelaki itu tak mengerti apa yang dirasakan oleh perempuan? Seharusnya ia memberiku selalu, bukan kadang. Yang seharusnya ia bilang adalah “aku selalu memikirkanmu.” Tapi aku tidak pernah mendengar ia mengatakan itu kepadaku.

Bagiku lelaki yang seperti itu tak layak lagi untuk ditunggu. Ia terus memanggilku. Bukan itu yang diharapkan seorang perempuan.

Rasanya bodoh sekali saat aku merasa bahwa aku ingin ia berlari menyusulku, mengejarku, menarik lenganku, dan memeluku, lalu mengucapkan maaf karena telah memberiku hanya sebuah kadang. Sayangnya, itu tidak ia lakukan.

Renata melihat Ken masih duduk di tempat itu. Ken mencari-cari Renata. Renata mengenakan pakaian putih seperti orang yang sudah meninggal dunia.

Kemudian Renata menghilang, untuk selamanya.



V.O RENATA

Aku tak ingin lagi menunggu sebagai perempuan, tidak.. maksudku, aku malah tak ingin lagi menjadi manusia, sudah terlalu sakit rasanya.

Mungkin suatu hari nanti, lelaki itu akan sadar bahwa sebuah kadang tak akan pernah cukup bagi perempuan. Semua perempuan di dunia.

Aku akan menemui saudari-saudariku yang lain. Kalau aku ini ditakdirkan memang seorang perempuan, aku akan berkamuflase seperti saudari-saudariku yang lain, bersembunyi dan menyamar sebagai pohon yang menyimpan air mata dan Kesedihan.

End..




V.O RENATA

Sejak bertahun-tahun taman ini telah menjadi tempat banyak pasangan kekasih menjalin cinta dengan saling mengikat janji untuk bertemu.

Sebagaimana layaknya sebuah janji manusia, ada janji yang ditepati ada pula janji yang diingkarinya.

Mereka yang menyatukan janji dan saling bertemu di tempat ini akan bernasib baik.

Namun, tidak untuk Renata..

INSERT CREDIT TITLE



22.EXT. TAMAN – PAGI/SIANG/SORE

CAST : SEORANG PEREMPUAN

EPILOG

Seorang perempuan tengah beristirahat dari joggingnya di bangku di Taman ekspresi. Ia sedang asik mendengarkan lagu dari headphonenya. Tiba-tiba terdengar suara tangisan perempuan.

Perempuan itu pun melihat ke samping, seorang perempuan sedang duduk menangis. Itu Renata. Ia pun merasa terkejut dan ketakutan,ia menutup mata sejenak kemudian membuka mata lagi Renata sudah tidak ada. ia beranjak untuk meninggalkan tempat itu.



CLP COPYRIGHT 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar