Kami yang tergabung dari sekelompok
mahasiswa ilmu komunikasi secara tidak langsung sepakat untuk mengikuti
beberapa seminar di luar kampus kebanggaan kami, yakni Universitas Pakuan
Bogor. Saya bersama enam teman saya yang lain telah mengikuti pelbagai seminar
untuk sekedar mencari pengalaman sekaligus menambah wawasan dan tentunya
mengoleksi pelbagai sertifikat dari seminar yang telah kami ikuti.
Awalnya ide mengikuti seminar dari
teman satu jurusan kuliah saya. Kartika, mahasiswa jurnalistik ilmu komunikasi
mendapat informasi seminar dari beberapa sumber yang kemudian mengajak kami
untuk mengikutinya bersama-sama. Waktu itu dia menyampaikan gagasannya:
“ada banyak seminar diluar sana, mari
kita ikuti. Seminar Pekom (Pekan Komunikasi) Universitas Indonesia yang
diadakan setahun sekali, Seminar Penerbitan GPFest yang diadakan di Politeknik
Negeri Jakarta, dan Seminar Kewirausahaan oleh Chairil Tanjung di Trans Studio
Bandung.”
Seminar GPFest Politeknik Negeri Jakarta |
Seminar GPFest, Politeknik Negeri Jakarta |
Seminar Chairul Tanjung, Trans Studio Bandung |
Seminar Pekom, Univ. Indonesia |
Dari sebuah keisengan hingga ketagihan
mengikuti seminar tersebut terbentuklah kelompok seminar yang diberi nama “Para
Pejuang Seminar”. Entah siapa yang memberi nama tersebut diantara tujuh
mahasiswa itu (termasuk saya). Tetapi yang jelas kami menerima saja nama
kelompok kami tersebut walau dengan gurauan dan tawaan.
Pernah saat kami mengikuti seminar
yang diselenggarakan oleh Klub Buku Bogor (KBB) di salah satu tempat makan,
yakni Salak Resto dekat Taman Kencana, Bogor, pada bulan Juni 2014 lalu. Seminar
yang bertema “MeetYour
| ||
Ira Lathief yang telah menyukseskan buku-buku
motivasinya menjadi pembicara yang ditemani salah satu sastrawan yang tak asing
lagi oleh karya-karya puisinya, yakni Krisna Pabichara, atau yang biasa kita
panggil Daeng. Karya-karya puisi yang telah banyak dilantunkan di beberapa
acara literasi seperti seminar ini.
“Seberkas Rindu di Matamu, seperti
cahaya cinta tertanam di dalamnya” ujar Daeng saat mengisi materi di seminar
tersebut. Memang karya puisinya telah dikenal di banyak tempat khususnya di
Bogor ini menjadi pamour ketika para kawan-kawan komunitas Malam Puisi Bogor
melantunkan karya-karya beliau. Inilah yang menjadi kegiatan para klub buku di
setiap regional wilayah dalam membuat acara. Seperti Klub Buku Bogor.
Saya agak melodramatik untuk urusan
buku. Memang ada naluri yang mengalir saat membahas tentang buku dan komunitas
para pecinta buku. Terlebih hasrat yang terpendam dalam mengapresiasikan sebuah
cerita baik itu cerpen, atau pun novel untuk kemudian mengirimnya kepada
penerbit untuk diekspose menjadi
sebuah buku. Saya yakin orang-orang yang tergabung di Klub Buku Bogor ini
kebanyakan orang-orang yang telah banyak membahas soal dunia literasi dan
perbukuan walau memang ruang lingkupnya di daerah Bogor.
Ada perkataan yang memanggil saya
untuk terusik di dunia buku, ketika disampaikan oleh ketua Klub Buku Bogor saat
sambutan dalam seminar MyPassion ini.
“kami akan merekrut para pengurus Klub Buku
Bogor yang baru, bagi para peserta seminar yang berminat silahkan menghubungi
kami”. Ujar Haqi Zou Fadillah, ketua Klub Buku Bogor yang sekaligus anggota
dari komunitas Terminal Hujan Bogor.
Teman saya, Kartika, mengusulkan
untuk ikut tergabung di Klub Buku Bogor. Lalu kami pun tergabung dalam KBB.
Lima dari tujuh anggota kelompok pejuang seminar ikut dalam kepengurusan KBB,
saya salah satunya. Ini menjadi moment yang baik untuk menggali wawasan tentang
buku dan para komunitas buku di Indonesia. Di KBB juga menjadi sarana untuk
pengapresiasian tentang pengalaman menjadi seorang penulis. Hal ini yang
membuka ruang untuk saya untuk lebih mendalami dunia literasi dan perbukuan.
Memang mereka-mereka yang senior tergabung dalam KBB tersebut mempunyai
pengalaman yang luarbiasa di dunia komunitas para pencinta buku atau mereka
menyebutnya “Book Addict”.
Di KBB, kami banyak mengenal wawasan
baru dan berkenalan dengan para sahabat-sahabat penerbit di Indonesia, salah
satunya penerbit buku Moka Media dari Wahyu Media Group. Penerbit spesialis
novel ini sepakat untuk bekerja sama dengan Klub Buku Bogor di dunia literasi
dan perbukuan membahas tentang perkembangan buku di zaman ini.
Saya tergerak untuk berdiskusi
dengan sahabat penerbit di Indonesia, tak hanya penerbit buku Moka Media,
penerbit Diva Press Kampus Fiksi pun bersedia bekerja
sama dengan KBB. Seperti saat Klub Buku Bogor mengadakan acara Workshop Kepenulisan
Fiksi yang bertema “KreatiFiksi”, pada bulan November 2014 lalu, bekerja sama dengan
penerbit buku Moka Media yang sekaligus menjadi sponsor tunggal acara kami.
Kebetulan saat itu ketua dari KBB mengusulkan saya untuk menjadi ketua
pelaksana acara tersebut.
“Andri, aku nugasi kamu untuk
menjadi ketua pelaksana acara Kreatifiksi ini, aku sudah mempertimbangkan
segala sesuatunya dan aku berharap kamu bisa membuat acara ini sebaik mungkin.”
Ujar Haqi. Dan dengan segenap kekuatan saya menanggapinya, “baik bang, mohon kerjasamanya
buat semuanya, teman-teman.”
Ketua Pelaksana Workshop Kreatifiksi |
Ini merupakan kali pertama saya
menjadi ketua pelaksana acara besar se-Kota Bogor dalam bidang kepenulisan.
Biasanya saya menjadi ketua hanya sebatas saat masih di sekolah SMA ketika
menjabat OSIS dan MPK, namun kini pengalaman dulu menjadi motivasi saya untuk
mencoba amanat tersebut. Sebelumnya saya mengajukan acara tersebut ke kantor
Walikota Bogor yang ditujukan langsung kepada Bapak Walikota Bogor, Bima Arya.
Namun karena mungkin kekuatan saya tidak begitu besar di Kota Bogor,
Sekretariat Kantor Walikota Bogor merekomendasikan untuk acara saya ini di
gedung Sipatahunan, Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. maka saya langsung ke
kantor Dinas Pendidikan untuk mengajukan rekomendasian dari Sekretariat
Walikota Bogor, alhasil permohonan saya di terima dan kita sepakat untuk
membuat acara Kreatifikasi ini di gedung Sipatahunan, Kantor Dinas Pendidikan
Kota Bogor.
Pada acara Kreatifiksi ini saya
ingin menghidupkan kekuatan para pencinta buku di Kota Bogor dengan menghadirkan
pembicara sekaligus pemateri langsung dari penerbit buku Moka Media, yakni A.S
Laksana, seorang sastrawan yang tak asing di dunia literasi dengan karyanya
banyak dibukukan dan predikat sebagai penulis best seller buku Murjangkung dan Buku Kiat Sukses Menulis cepat 21
hari dengan Metode Hypnotic Writingspeed serta
buku-buku sastra lain yang menjadi pengagum para Book Addict di Indonesia.
Beliau bersedia untuk menjadi
pembicara di acara saya, “oke, saya akan jadi pemateri untuk acara tersebut”
ujar A.S Laksana. Ditemani oleh para editor Moka Media dan satu lagi pembicara
untuk talkshow “Perjalanan Penulis Bogor” Adam T. Fusama yang baru menerbitkan
buku keduanya yaitu “Rahasia Hujan” terbitan Moka Media.
Saya masih harus banyak membaca buku
dan mengali sebanyak-banyaknya wawasan tentang kepenulisan dan perbukuan.
Begitupun teman-teman para pejuang seminar yang mungkin wawasannya tentang buku
melebihi saya sendiri. Perpustakaan yang menjadi tempat bacaan saya mencari
buku-buku bagus, toko-toko buku modern seperti Gramedia menjadi tempat
singgahan yang asik untuk mencari referensi atau bahan bacaan saya dan
kios-kios buku loak yang dulu masih eksis di sekitar kawasan Stasiun Bogor.
Saya masih ingat betul kios-kios
kecil tempat buku loak dijual menjadi langganan saya untuk mencari baik buku
pelajaran maupun bacaan novel dan buku lainnya. Namun kini saya hampir jarang
sekali untuk mengunjungi kios buku di sana. Setahun sebelumnya kali terakhir
saya bertemu dengan penjual buku tersebut.
“kios buku kami ini terpaksa ditutup
mas, karena Kebijakan Pemerintah Kota Bogor untuk memperluas lahan PT. KAI Kota
Bogor ini. Sebagian penjual buku lain berhenti berjualan dan sebagian lagi
mencari lapak baru untuk membuka kios baru mereka.” itu tanggapan penjual buku
langganan saya.
Mau bagaimana lagi. Saya mesti
mencari kios buku murah lagi untuk bahan bacaan saya dan memang sudah sulit
mencarinya kalau sudah seperti sekarang kondisi Kota Bogor. Tapi bagaimanapun,
saya pikir masih ada tempat-tempat yang menyimpan banyak stok buku selain di
toko buku atau Gramedia, hanya saja keberadaannya masih belum terjamak sepenuhnya
oleh para pecinta buku maupun masyarakat.
Dan saya pikir kembali orang-orang
perlu menikmati pemandangan buku-buku terpajang di rak-rak dan mereka bisa memilih
buku yang mereka sukai. Dan jika ada perpustakaan di dekat rumah, atau
perpustakaan tempat menyimpan koleksi buku-buku para tokoh negeri ini,
sebagaimana yang diangankan oleh saya, saya akan senang sekali mengajak teman-teman
berekreasi ke sana. Sampai sekarang saya masih memikirkan dimana saya bisa
menemukan koleksi buku dan ilmu itu, lalu siapa kira-kira orang yang bersedia
mewujudkan gagasan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar