Rabu, 19 Juni 2013

Bintang Harapan #2 ( The Story of Metamorfosis’s Butterfly )

Hari ini sama seperti saat ku berada di luar dan menulis kisahku bersama bintang-bintang. Seperti biasa ia berbisik dan mengirimkan alunannya di telingaku. Terdengar sayup-sayup yang indah dan merdu diiringi suara jangkrik yang setia menemani malam ku yang sepi ini. malam ini malam selasa malam yang ku anggap penuh makna disetiap heningnya karena malam ini menampakkan sosok awan yang yang biasa aku lihat di malam-malam lain begitu aneh seperti pada waktu siang hari dimana langit cerah dengan awan tampak menggumpalkan seperti biri-biri berbaris, tapi ini terjadi pada malam ini dan aku pun tak mengerti mengapa malam ini begitu berbeda.
Semuanya tampak tak biasa, yang biasanya bintang harapan Selalu ditemani dengan kawanan bintang lainnya dan nuansa hening malam yang selalu mengekang setiap makhluk yang bernafas. Mengibaskan angin malam yang begitu keras menembus celah-celah baju tidurku yang tidak terlalu tebal untuk merasakan tajamnya angin malam.
Kini ku mulai berada di luar di depan teras duduk bersandarkan kedinginan yang menyelimutiku setiap saat, seolah-olah menyambutku hadir di suasana itu yang perlahan-lahan terpejam sejenak membayangkan akan datangnya bintang harapan. Lalu saat ku menatap ke langit bintang itu berkata

Bintang     : “Wahai sahabat ku, kenapa engkau bermuram senja anakku?”
Aku          : “hai sahabat cahayaku hari ini aku merindukan seseorang”
Bintang  : “oya, seharusnya kerinduanmu itu kau cerminkan dengan kesenangan dalam hatimu, siapakah yang telah membuat engkau seperti ini?
Aku          : “seseorang yang selalu memberikan inspirasi disaat aku membuat  bingkai hidup, hiasan dan warna dalam setiap kisah hidupku. Bagaimana pendapatmu, bintang ku?
Bintang     : “terkadang hidup itu mengajarkan kita untuk hidup seperti kupu-kupu, kau tau? Mereka menciptakan kisah hidup yang unik yang mereka beri nama “The Story of Metamorfosis’s Butterfly”.
Aku          : “apa itu maksudnya bintang? Sebuah movement life kah?
Bintang   : “ya, sebuah proses gaya hidup yang mereka jadikan itu sebuah kisah hidupnya yang bermakna sebuah perubahan bentuk yang menuju ke berhasilan dan kesempurnaan yang sejati. Dan untuk mencapainya saja banyak hal menarik dan membosankan, senang dan sedih, begitu pun kisah cinta mereka begitu mengagumkan, siapa yang tau hanya mereka yang tau.”
Aku         : “apakah kau bisa menceritakan kisah itu?”
Bintang  :”baiklah, coba kau perhatikan sejenak! , aku akan mengutip sedikitnya cerita itu.”

“Seperti yang kau ketahui kupu-kupu itu makhluk yang cantik dan menawan dengan sayap-sayapnya yang anggun mengepakan perlahan keindahannya hingga tak ada mata yang bisa menolak kecantikannya. Sebenarnya kupu-kupu adalah makhluk yang hebat, ia menyusun kisah hidupnya itu sedemikian rupa agar menuju hasil yang sempurna. Maka hidup kupu-kupu sering diibaratkan dengan hidup manusia dan inilah tahapan pertama kisah hidupnya yang dulu menunggu sebuah kelahiran hingga menuju sebuah kematian.

1.   Egg Fase (masa perteluran)

Inilah dimana telur-telur itu berkembang hidup dan menunggu kapan ia akan terlahir kedunia. Dan setelah menunggu beberapa waktu ke waktu telur itu menetas dan berubah dalam bentuk spesies ulat kecil yang mungil diatas daun hijau yang telah sengaja diberikan sebagai habitat awal sekaligus tempat makhluk kecil ini tumbuh besar. Itu sama seperti awal manusia di dalam kandungan yang kemudian setelah 9 bulan tiba manusia dilahirkan ke dunia dalam bentuk bayi yang lucu. Ini membuktikan sebuah awal yang baik untuk manusia mencapai kesejahteraan hidupnya.

2.  Caterpillar Fase (masa ulat)

Setelah bermetamorfosis kedalam bentuk ulat kecil yang mungil, di sinilah ia dituntut untuk terus dan bertahan hidup selama dalam masanya. Ulat ini harus bekerja mencari makan dan menjalani hidupnya sebagai ulat yang rajin dan pekerja keras untuk tumbuh besar dan melanjutkan ketahap selanjutnya walau terkadang ada saja halangan yang terjadi yang mengakibatkan ada isyarat bahwa “siapa yang bisa bertahan ia yang akan hidup atau siapa yang akan mati”. Itu naluri yang harus dicamkan dalam masa hidupnya. itu sama seperti manusia yang sedang mencari jati dirinya, siapa dirinya dan untuk apa dia hidup? Manusia harus bekerja keras dan mencari makan untuk kelangsungan hidupnya kelak menuju keberhasilan yang nyata.

3.  The Pupa of Cocoon Fase (masa kepompong)

Selanjutnya yang akan dihadapi seekor ulat adalah masa kepompong yang aku menyebutnya “jembatan hidup” dimana setelah ulat tumbuh dewasa dan cukup untuk perbekalan selama masa kepompong ia kemudian bermetamorfosis kedalam bentuk kepompong. Disinilah ia harus menunggu dan berfokus pada apa yang telah ia tanamkan sejak dulu menuju kemasa kesempurnaan dimana ia mencapai puncak perubahanya. Itu sama seperti alur hidup manusia. Disinilah manusia belajar untuk tabah, bersabar, dan berdoa menunggu suatu kesuksesan yang telah ia raih selama perjuangan hidupnya, sebesar apa yang ia korbankan sebesar itu pula yang akan ia dapatkan kelak.

4.  The Final of Butterfly Fase (masa kupu-kupu)

Ini dimana saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap spesies kepompong yang akan menuju akhir keempurnaan dimana selama dalam penantian ia merubah bentuk indahnya yang kini adalah saatnya ia mengakhiri masa penantian itu dengan meninggalkan kulit kepompong dan terbang menuju kebebasan dengan bermetamorfosis kedalam bentuk seekor kupu-kupu yang cantik. Ia rentangkan sayap-sayap indahnya terbang kesana kemari dengan menawannya hingga ia menemukan arti kesempurnaan dan kesukesan itu apa. Inilah sama seperti akhir perjuangan manusia yang sebenarnya adalah langkah awal dalam menuju keberhasilan dan kesuksesan karena keberhasilan tidak akan ada batasan hingga kapan kita akan mencapainya itu hanya motivasi kita agar tetap semangat dan konsisten dalam menjalani hidup ini semuanya itu didasari dari niat dan kerja keras yang akan berbuah kelak suatu saat nanti itu pasti dan itu pasti jika kita ingin mencapainya.”

Aku      : “kini aku paham mengapa hidup itu menuntut kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang akan kita peroleh atas apa yang telah kita lakukan”
Bintang  : “itu agar kau kembali tersenyum kelak…”


Malam pun semakin malam dan semakin larut hingga tak terasa jam pun telah menunjukan waktunya untuk aku tidur. Dinginnya malam ini terasa tak pernah padam sampai saatnya aku merasakan langit tak pernah lelah untuk menghadirkan keindahannya dan bintang tak pernah redup walau cahayanya sesekali mengedipkan kerlingannya kepadaku dengan menitipkan dan memberikan makna yang luarbiasa. Ku tutup pintu rumah dan ku langsung tidur hingga ku bisa berharap bermimpi menjadi seekor kupu-kupu yang indah dan menawan, mungkinkah??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar