Softnews
oleh : Andri Mulyahadi
Ilmu Komunikasi
merupakan program studi yang belum lama berdiri di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Budaya, Universitas Pakuan. Usianya sekitar lima tahunan. Namun diusianya
yang muda belia ini prodi ilmu Komunikasi telah mendapat apresiasi dan
pencapaian akreditasi B, hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi prodi
ilmu Komunikasi sendiri khususnya bagi ketua prodi dan umumnya bagi seluruh
warga ilmu Komunikasi. Karena dengan waktu yang singkat ini ilmu Komunikasi
menjadi semakin banyak diminati oleh para (bakal) calon mahasiswa, namun itu
semua terbayar dari jerih payah pendiri prodi tersebut dengan usaha yang tak
mudah tentunya.
Popularitas ilmu Komunikasi pun dari
tahun ke tahun semakin meningkat begitupun mahasiswanya, mulai dari semester
atas hingga mahasiswa baru yang biasa disebut maba. Tak heran jika mahasiswa
ilmu Komunikasi lebih membludak dibandingkan dengan mahasiswa lain di Fisib.
Terkadang saat hari-hari sibuk seperti hari Senin, Fisib terasa seperti pasar
tradisional bahkan lebih daripada itu. Dengan populasi mahasiswa yang membludak
hingga membuat Fisib pengap dengan lahan yang tidak sebanding dengan banyaknya
mahasiswa. Dari semester atas hingga semester bawah cukup membuat polusi suara
yang tidak terkontrol, seperti sekelompok mahasiswa yang sedang rumpi entah
membicarakan hal apa, tetapi suaranya saling bertabrakan hingga menimbulkan
kebisingan sesaat.
Di Komunikasi banyak keanekaragaman
yang mungkin tidak banyak ditemui di tempat lain. Segala macam bentuk dan tipe manusia
Komunikasi ada di Fisib, itulah mengapa Fisib kadang melahirkan makhluk-makhluk
kreatif dan inovatif. Mereka banyak kadang mereka berkelompok, berhimpunan,
berklub, berkomunitas, bergerombol, berbondong-bondong, berkoloni, membuat
suatu perkumpulan atau paguyuban misalnya, atau bahkan ada yang menyendiri dan
masih banyak lagi.
Di Komunikasi membentuk suatu
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMNI) yakni organisasi yang menyalurkan
aspirasi, kreatifitas, dan menjadi wadah bagi setiap pemikiran mahasiswa yang
ingin menuangkan gagasan dan statement
mereka, agar himpunan ini dapat bersama-sama mengayomi dan membangun Komunikasi
mencapai visi dan misi yang telah dibangun bersama. Kemudian ada juga klub-klub
dibawa naungan HIMNI yaitu CLUB LOBI PILM yakni komunitas sinematografi,
SHUTTER SHOT yakni komunitas Fotografi, ICPR yakni komunitas public relations, dan BERANDA PERS yakni
komunitas pers. Walau keempat klub ini berbeda bidang namun tetap saling
menjabat erat persaudaran di keluarga komunikasi.
Ada komunitas lain di luar
organisasi legal tadi, mungkin ini yang ilegal, tetapi masih dalam taraf wajar
karena pergaulan. Mereka yang biasa berkumpul dengan teman sepemahanan mereka
atau biasa kita (anak muda) sebut “menggenk”. Banyak hal unik yang ada di sana,
seperti dari cara pakaian yang entah apa namanya dengan stlye celana-robek dan kaos-metal, biasanya melantunkan lagu dan
musik dengan iringan dawai gitar yang menemani ditambah segelas kopi hitam
berbalut gelas plastik, cemilan kampus, dan rokok sebagai pelengkap di
sela-sela jam kuliah bahkan hingga sampai malam. Ada kelompok mahasiswa lain
yang bergelimang dengan laptop mereka masing-masing, yakni membicarakan tentang
games / anime. Kebiasaanya selain
kuliah hanya nongkrong di depan laptop begitu setiap hari dan hampir setiap
saat, mungkin hingga laptopnya rusak mereka berhenti, tetapi tidak menjamin
juga. Tak hanya itu ada pula genk orang-orang yang sukanya rumpi dan bergosip
entah membicarakan stlye terbaru atau
gadget terbaru mereka dan biasanya
mereka beranggotakan perempuan kalau mungkin ada laki-laki biasanya “semi-laki-laki”.
Kali pertama Ilmu Komunikasi
didirikan dari angkatan pertama mungkin masih belum banyak keunikan, namun
sekarang di tahun 2015 ini, mahasiswanya muncul dari berbagai budaya, ras,
suku, agama, dari sabang sampai merauke dan hampir semua jenis manusia ada di Komunikasi.
Dari mahluk berkulit putih hingga berkulit hitam, dari berambut botak sampai
gondrong, dari yang tinggi hingga yang kurang tinggi, dari yang usia muda
hingga usia rentan antara muda-tua, dari yang tampan dan cantik sampai wah bisa
dilihat sendiri deh bahkan semi-laki-laki dan semi-perempuan pun ada di
Komunikasi.
Tak hanya mahasiswa Komunikasi atau
mahasiswa Fisib yang hidup di sana, namun ada beberapa makhluk sekitar yang
ikut berbaur dengan kehidupan mereka. Seperti tukang dagang yang sudah
berlangganan (entah itu berbayar atau tidak) yang datang tak diundang pulang
pun tak ada yang memandang. Tukang dengan bawaan seperti dua lemari kecil
dengan tongkat bambu yang didesain sedemikian rupa untuk menyambungkan dan
memudahkan tukang tersebut membawa di pundaknya, isi dari lemari tersebut
adalah buah-buahan dan bumbu yang kemudian dibuat suatu olahan dagangan yang
biasa mereka bilang “Rujak/ Rujak Bebek” (dibaca vokal “e” dengan berbeda, seperti
huruf “e” pada kata “Benar”) yang diolah dengan ditumbuk menggunakan alat
khusus seperti ibu-ibu yang menumbuk padi di lumbung. Itulah mereka biasa
menyebutnya tukang rujak bebek, dan sepertinya zaman dulu juga memang disebut
demikian.
Kemudian ada tukang yang mirip
tukang rujak bebek karena sama-sama menggendong dagangannya di pundak, tapi
yang ini namanya tukang cilok (aci di colok, dalam bahasa sunda) yang berasal dari
Bandung maka ia menamakan Cilok Bandung, karena banyak peminatnya khususnya
para mahasiswa, maka tukang cilok pun berlangganan setiap hari mangkal di depan
Fisib, mungkin karena cilok yang enak dan awesome.
Ada pula tukang rambut nini atau apalah namanya,
pokoknya seperti makanan berbentuk injuk dan diapit oleh dua simping sehingga
tampak seperti sandwich. Tukang yang
berjualannya biasanya kakek yang sudah tua sekali dengan membawa dagangannya
seperti wadah kerupuk yang ditalikan, kemudian membawa seperti tas di punggungnya
sambil membunyikan lonceng buatannya sendiri yang didesain sedemikian rupa dari
bekas tempat semir sepatu. Namun kini sudah tak ditemui lagi di Fisib dan tak
ada yang tahu keberadaannya dimana, mungkin sudah pensiun berjualan itu.
Satu lagi makhluk yang sering
singgah di Fisib, yaitu seorang pria yang tampak masih muda yang jarang
berbicara seperti gagu (lebih terlihat malu berbicara sebenarnya) namun sering
sekali tertawa kecil dan kadang suka usil biasanya pada perempuan.
Penampilannya yang kadang membuat orang jijik, tampak kumel dan kotor sekali
seluruh pakaiannya, rambutnya, dan seperti tidak mandi seminggu, memang tampak
jorok. Itu yang kadang menjadi bahan tertawaan anak Komunikasi. Pekerjaannya
sebagai pengumpul barang-barang bekas dengan tas karungnya yang besar juga
kotor sering mendapat banyak barang untuk kemudian Dia jual kembali. Dia yang
biasa dipanggil Mul/Ipu tapi entah nama aslinya sampai sekarang tiada yang
tahu. Namun dengan itu dia menjadi terkenal di Fisib.
Walaupun Komunikasi mempunyai
keanekaragaman yang unik dan beragam, tetapi mahasiswanya tidak pernah ada yang
terlibat tawuran, narkoba, maupun tindakan kriminalitas lainnya. Mereka semua
memang berbeda-beda mereka semua memang tak sama mereka berbeda budaya dan
kebiasaan tetapi seperti semboyan Indonesia, “Bhineka Tunggal Ika” walaupun
berbeda-beda tetap satu jua. Walaupun mereka dan kami berbeda-beda tetap satu
keluarga Komunikasi keluarga Fisib dan sudah seperti saudara karena pertalian
antarsaudara sangatlah penting minimal dengan tegur sapa, itulah ciri dari
mahasiswa Komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar