Sabtu, 25 April 2015

Keaneragaman Makhluk Komunikasi Unpak


Softnews
oleh : Andri Mulyahadi     

             Ilmu Komunikasi merupakan program studi yang belum lama berdiri di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Pakuan. Usianya sekitar lima tahunan. Namun diusianya yang muda belia ini prodi ilmu Komunikasi telah mendapat apresiasi dan pencapaian akreditasi B, hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi prodi ilmu Komunikasi sendiri khususnya bagi ketua prodi dan umumnya bagi seluruh warga ilmu Komunikasi. Karena dengan waktu yang singkat ini ilmu Komunikasi menjadi semakin banyak diminati oleh para (bakal) calon mahasiswa, namun itu semua terbayar dari jerih payah pendiri prodi tersebut dengan usaha yang tak mudah tentunya.


            Popularitas ilmu Komunikasi pun dari tahun ke tahun semakin meningkat begitupun mahasiswanya, mulai dari semester atas hingga mahasiswa baru yang biasa disebut maba. Tak heran jika mahasiswa ilmu Komunikasi lebih membludak dibandingkan dengan mahasiswa lain di Fisib. Terkadang saat hari-hari sibuk seperti hari Senin, Fisib terasa seperti pasar tradisional bahkan lebih daripada itu. Dengan populasi mahasiswa yang membludak hingga membuat Fisib pengap dengan lahan yang tidak sebanding dengan banyaknya mahasiswa. Dari semester atas hingga semester bawah cukup membuat polusi suara yang tidak terkontrol, seperti sekelompok mahasiswa yang sedang rumpi entah membicarakan hal apa, tetapi suaranya saling bertabrakan hingga menimbulkan kebisingan sesaat.

            Di Komunikasi banyak keanekaragaman yang mungkin tidak banyak ditemui di tempat lain. Segala macam bentuk dan tipe manusia Komunikasi ada di Fisib, itulah mengapa Fisib kadang melahirkan makhluk-makhluk kreatif dan inovatif. Mereka banyak kadang mereka berkelompok, berhimpunan, berklub, berkomunitas, bergerombol, berbondong-bondong, berkoloni, membuat suatu perkumpulan atau paguyuban misalnya, atau bahkan ada yang menyendiri dan masih banyak lagi. 

            Di Komunikasi membentuk suatu Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMNI) yakni organisasi yang menyalurkan aspirasi, kreatifitas, dan menjadi wadah bagi setiap pemikiran mahasiswa yang ingin menuangkan gagasan dan statement mereka, agar himpunan ini dapat bersama-sama mengayomi dan membangun Komunikasi mencapai visi dan misi yang telah dibangun bersama. Kemudian ada juga klub-klub dibawa naungan HIMNI yaitu CLUB LOBI PILM yakni komunitas sinematografi, SHUTTER SHOT yakni komunitas Fotografi, ICPR yakni komunitas public relations, dan BERANDA PERS yakni komunitas pers. Walau keempat klub ini berbeda bidang namun tetap saling menjabat erat persaudaran di keluarga komunikasi.

            Ada komunitas lain di luar organisasi legal tadi, mungkin ini yang ilegal, tetapi masih dalam taraf wajar karena pergaulan. Mereka yang biasa berkumpul dengan teman sepemahanan mereka atau biasa kita (anak muda) sebut “menggenk”. Banyak hal unik yang ada di sana, seperti dari cara pakaian yang entah apa namanya dengan stlye celana-robek dan kaos-metal, biasanya melantunkan lagu dan musik dengan iringan dawai gitar yang menemani ditambah segelas kopi hitam berbalut gelas plastik, cemilan kampus, dan rokok sebagai pelengkap di sela-sela jam kuliah bahkan hingga sampai malam. Ada kelompok mahasiswa lain yang bergelimang dengan laptop mereka masing-masing, yakni membicarakan tentang games / anime. Kebiasaanya selain kuliah hanya nongkrong di depan laptop begitu setiap hari dan hampir setiap saat, mungkin hingga laptopnya rusak mereka berhenti, tetapi tidak menjamin juga. Tak hanya itu ada pula genk orang-orang yang sukanya rumpi dan bergosip entah membicarakan stlye terbaru atau gadget terbaru mereka dan biasanya mereka beranggotakan perempuan kalau mungkin ada laki-laki biasanya “semi-laki-laki”.

            Kali pertama Ilmu Komunikasi didirikan dari angkatan pertama mungkin masih belum banyak keunikan, namun sekarang di tahun 2015 ini, mahasiswanya muncul dari berbagai budaya, ras, suku, agama, dari sabang sampai merauke dan hampir semua jenis manusia ada di Komunikasi. Dari mahluk berkulit putih hingga berkulit hitam, dari berambut botak sampai gondrong, dari yang tinggi hingga yang kurang tinggi, dari yang usia muda hingga usia rentan antara muda-tua, dari yang tampan dan cantik sampai wah bisa dilihat sendiri deh bahkan semi-laki-laki dan semi-perempuan pun ada di Komunikasi. 

            Tak hanya mahasiswa Komunikasi atau mahasiswa Fisib yang hidup di sana, namun ada beberapa makhluk sekitar yang ikut berbaur dengan kehidupan mereka. Seperti tukang dagang yang sudah berlangganan (entah itu berbayar atau tidak) yang datang tak diundang pulang pun tak ada yang memandang. Tukang dengan bawaan seperti dua lemari kecil dengan tongkat bambu yang didesain sedemikian rupa untuk menyambungkan dan memudahkan tukang tersebut membawa di pundaknya, isi dari lemari tersebut adalah buah-buahan dan bumbu yang kemudian dibuat suatu olahan dagangan yang biasa mereka bilang “Rujak/ Rujak Bebek” (dibaca vokal “e” dengan berbeda, seperti huruf “e” pada kata “Benar”) yang diolah dengan ditumbuk menggunakan alat khusus seperti ibu-ibu yang menumbuk padi di lumbung. Itulah mereka biasa menyebutnya tukang rujak bebek, dan sepertinya zaman dulu juga memang disebut demikian.

            Kemudian ada tukang yang mirip tukang rujak bebek karena sama-sama menggendong dagangannya di pundak, tapi yang ini namanya tukang cilok (aci di colok, dalam bahasa sunda) yang berasal dari Bandung maka ia menamakan Cilok Bandung, karena banyak peminatnya khususnya para mahasiswa, maka tukang cilok pun berlangganan setiap hari mangkal di depan Fisib, mungkin karena cilok yang enak dan awesome. 

            Ada pula tukang rambut nini atau apalah namanya, pokoknya seperti makanan berbentuk injuk dan diapit oleh dua simping sehingga tampak seperti sandwich. Tukang yang berjualannya biasanya kakek yang sudah tua sekali dengan membawa dagangannya seperti wadah kerupuk yang ditalikan, kemudian membawa seperti tas di punggungnya sambil membunyikan lonceng buatannya sendiri yang didesain sedemikian rupa dari bekas tempat semir sepatu. Namun kini sudah tak ditemui lagi di Fisib dan tak ada yang tahu keberadaannya dimana, mungkin sudah pensiun berjualan itu.

            Satu lagi makhluk yang sering singgah di Fisib, yaitu seorang pria yang tampak masih muda yang jarang berbicara seperti gagu (lebih terlihat malu berbicara sebenarnya) namun sering sekali tertawa kecil dan kadang suka usil biasanya pada perempuan. Penampilannya yang kadang membuat orang jijik, tampak kumel dan kotor sekali seluruh pakaiannya, rambutnya, dan seperti tidak mandi seminggu, memang tampak jorok. Itu yang kadang menjadi bahan tertawaan anak Komunikasi. Pekerjaannya sebagai pengumpul barang-barang bekas dengan tas karungnya yang besar juga kotor sering mendapat banyak barang untuk kemudian Dia jual kembali. Dia yang biasa dipanggil Mul/Ipu tapi entah nama aslinya sampai sekarang tiada yang tahu. Namun dengan itu dia menjadi terkenal di Fisib. 

            Walaupun Komunikasi mempunyai keanekaragaman yang unik dan beragam, tetapi mahasiswanya tidak pernah ada yang terlibat tawuran, narkoba, maupun tindakan kriminalitas lainnya. Mereka semua memang berbeda-beda mereka semua memang tak sama mereka berbeda budaya dan kebiasaan tetapi seperti semboyan Indonesia, “Bhineka Tunggal Ika” walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Walaupun mereka dan kami berbeda-beda tetap satu keluarga Komunikasi keluarga Fisib dan sudah seperti saudara karena pertalian antarsaudara sangatlah penting minimal dengan tegur sapa, itulah ciri dari mahasiswa Komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar