Perlu
diketahui sebelumnya, setelah kita lulus dari jenjang sebelumnya entah itu SMA,
SMK, MA, SMEA, SMAE, atau Sederajat atau apalah namanya pasti ada aja
pertanyaan dan coment coment standar yang terlintas dan disuguhkan di mulut
kawan kawan dan orang orang disekeliling kita.
Banyak sautan yang sebenernya banyak berkesan
positif dan berkesan negative seperti ini “wey bro lanjutin kemana sekolah”
,”kuliah dimana sekarang” “ambil pendidikan apa?” atau “kerja dimana lo” ada
lagi yang bilang “jualan dimana sekarang, pesen combronya ya 5rebu haha” dan
masih banyak modusan orang orang yang bilang aneh aneh kaya “wey, kemana lo,
kuliah, kerja, nganggur, atau kawin??” itu nanya apa mojokin.
Nah itu adalah
sautan yang luarbiadab yang mungkin bakal nyinggung sebagian orang. Dan gue
ambil dua jawaban yakni, kuliah dan kerja itu dulu, urusan yang lain belakangan
lah. Demi mengejar karir sob haha. Lalu gue dari SMA melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Inilah
pertama kali gue masuk perguruan tinggi. Setelah melewati masa masa krisis gue
sebelumnya kini gue mencoba dunia baru, dunia perkuliahan dimana lo semua harus
siap dalam menghadapi persiapan yang amat membuat lo mengenal betul bagaimana
dunia perkuliahan itu, yang biasa disebut “ospek”.
Biasanya
ospek-ospek di PTN atau PTS terdahulu itu menyeramkan dan menakutkan bagi
sebagian kalangan yang genap mengalaminya. Semua itu bagaikan sebuah tantangan
baru setelah lulus dari tahap sebelumnya.
Banyak yang
bilang “ini bagaikan hidup dan mati men” atau “lo bakal malu dan malu-maluin
abis bro” atau atau “lo harus siap jadi bebeknya senior” ya gue sih lebih milih
bebek goreng aja lebih enak. Tapi gak ada yang enak katanya, gak ada yang manis
(kecuali kamu), semua bakal capek sumpek lemah lesu letih segala macem gue gak
tau.
Tapi menurut gue itu hanya anggapan orang
orang yang dasar pemikiran dan tantangannya yang lemah yang tidak mempunyai
jiwa tantangan atau petualang.
Dan menurut
gue, malah kalo ospek tidak sebiadab kata orang orang itu gak akan jadi
kenangan gak seru sob atau sebuah pengalaman hidup yang mungkin gak akan pernah
lo lupakan, gue yakin itu.
Dalam
setiap alur ospek itu harus ada moment aneh yang bakal diingat terus dan gak
akan terlupakan. Gue sebelum menulis ini dan mengalami kejadian di ospek gue
selalu merencanakan hal apa aja yang bisa gue masukan dalam alur cerita ini
supaya kenangan itu akan seindah yang kita bayangkan. Mungkin seperti orang
orang bilang gue bakal menemukan cinta yang indah di cinlok ini, semogaaa
amiiin.
Tapi gue
gak seterkenal penulis hebat atau orang orang yang memiliki popularitas yang
tinggi, mungkin gak banyak orang tau tentang gue dan kini gue bakal share
tentang peristiwa ospek gue ini.
Dimulai
pertama memilih perguruan tinggi dengan sangat berat hati gue tidak bisa masuk
perguruan tinggi negeri yang gue idamkan dengan jurusan yang ciamik abis sob,
yakni Universitas Indonesia jurusan Tekhnik Arsitektur. Uuiih gak?? Gak yah. Dan
fiks gue galau. Gue gak berasa kecuali bernapas. Gue mencoba merenung dan
menafsirkan ini semua..
“Kenapaaa?? Ini terjadi padaku.. betapa teganya dikau
membuang harapan ku yang telah ku susun dengan penuh kasih sayang, bagaikan
puzzle yang perlahan pecah dan membentuk bongkahan bongkahan untuk menjadi
sebuah pencapaian.. bagaikan air yang mengalir pada sungai yang keruh bukan
untuk kau teteskan.. bagaikan bunga yang perlahan bermekaran dan akhirnya jatuh
di atas tanah kering berdebu bukan tanganmu yang cantik itu.. kini kau
campakkan aku kau hapuskan aku dan kau anggap aku ini sebagai makhluk tak
bernyawa yang seolah tak punya cinta dan harapan.. kau tega tak menuliskan
namaku disana.. kau tau betapa ku merindukanmu.. betapa ku menyayangimu melebihi
kasihku pada dunia ini.. bhiks hiks hiks…”
Gue tau itu lebay tapi ini yang terjadi sama
gue lebih seperti gue ditolak sama gebetan atau diputusin sama pacar, coba lo
rasain.. sory jadi curhat. Gue tau ini sesuatu banget buat gue tapi setelah
bertapa dikaki gunung gede selama 7 hari 7 malam akhirnya gue mendapat
pencerahan dan mencoba ke perguruan tinggi luar negeri dan testing alhasil
diterima di kampus yang gue banggakan ini yakni, Universitas Pakuan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar