Malam itu hujan turun dengan lebatnya hingga tak menyisakan sedikitpun waktu untuk ku melangkah pulang. memang sangat dingin jika dirasakan tanpa secangkir kopi yang ku nikmati di warung kopi di pinggir jalan yang sengaja kuhampiri demi menunggu hujan itu lelah. angin malam pun ikut meramaikan suasana malam itu. aroma dalam panci itu tak sengaja ku hirup, mengingatkanku dengan keadaan dirumah.
tas yang ku pangku diatas kain yang terkena basahan hujan itu tak sengaja tersiram air hitam yang ku minum. belum puas ku menikmati kopi panas itu ternyata harus habis diatas tas kusam ku itu. ku berikan sisa uang dalam saku ku yang kemudian harus rela basah kembali demi menunggu bus jurusan arah tempat tujuan ku. kusampaikan tas coklat ini di sebelah ku sambil sesekali mengelapnya supaya cepat kering. tampaknya ada dua orang lelaki mencurigakan melirik wanita di sebelahku duduk entah mau apa niat mereka. sepertinya mengincar tas yang siap mereka jambret atau ingin berniat lain aku pun tidak tahu yang jelas wanita itu juga menunggu bus untuk pulang ke arah tempat ia tinggal. hujan yang semakin besar itu menggiringkan bus tua itu menepi di depan halte. cepatkan langkahku memasuki bus tersebut. agar tidak tertinggal sembari memeluk tas coklatku. tak banyak basa basi ku duduk di sebelah wanita yang tadi di halte. memang terlihat manis saat ia tersenyum padaku. ku balas kembali senyuman itu wajar saja. terlihat arlojiku menunjukan pukul 10 malam yang terlintas sepi sekali dalam bus ini hanya beberapa penumpang saja. ingin sesekali memeluk benda empuk itu dikamarku pasti terasa nyaman sekali ditemani selimut tebal. hingga saat ini hanya terlintas dalam pikiran ku saja. turunnya langkahku menapakkan kaki dipinggir halte yang memang rumahku tak jauh dari tempat bus tua itu singgah. lampu jalan yang setengah menyala itu yang menjadi satu satunya penerang jalan yang ku lewati. tak banyak kendaraan yang hilir mudik di daerah itu. hujan pun merasa lelah hingga menurunkan butiran butiran air kecil saja. malam semakin dingin saat angin malam menyentuh seluruh tubuhku. ku tarik pegangan pintu pagar dan langsung masuk ke tempat yang sudah ku tunggu tunggu itu. ternyata orang rumah sudah pada terlelap semua tetapi pintu belum sempat mereka kunci, mungkin mereka beranggapan aku akan pulang malam ini. setelah mengunci semua pintu rumah tak lama aku pun ikut terlelap setelah ku ganti semua pakaian ku yang sejak tadi basah dan tidak karuan. pagi pun menampakan sinarnya saat ku bangun dari tidur ku aku disambut oleh perkataan ibu ku.
ibu ku : "semalam kamu pulang jam berapa?"
aku : "jam sepuluhan bu" (sambil merapihkan tempat tidurku )
ibu ku : " oh, kau pulang naik apa kan kendaraan umum jam sepuluh sudah tidak ada?"
aku : "tidak, aku naik bus anu ( kusebutkan nama bus itu )"
ibu ku : ( merasa heran dan terpikir )" tunggu bukankah bus itu sudah lama tidak ada nak. ya semenjak ada kecelakaan dan sampai sekarang bus itu sudah tidak di pergunakan kembali oleh pemerintah setempat. apakah kau tidak tau beritanya." ( lalu ibu ku meninggalkan kamar ku dan pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan ).
aku pun diam dan merenung sejenak memikirkan perkataan ibu ku tadi, kalau yang di katakan ibu ku tadi benar berarti..................
memang cerita ini penuh misteri tak banyak hal yang sebenarnya tergambar pada setiap maknanya tetapi mungkin hanya sekedar pengalaman yang menarik atau malah menyeramkan.....
tas yang ku pangku diatas kain yang terkena basahan hujan itu tak sengaja tersiram air hitam yang ku minum. belum puas ku menikmati kopi panas itu ternyata harus habis diatas tas kusam ku itu. ku berikan sisa uang dalam saku ku yang kemudian harus rela basah kembali demi menunggu bus jurusan arah tempat tujuan ku. kusampaikan tas coklat ini di sebelah ku sambil sesekali mengelapnya supaya cepat kering. tampaknya ada dua orang lelaki mencurigakan melirik wanita di sebelahku duduk entah mau apa niat mereka. sepertinya mengincar tas yang siap mereka jambret atau ingin berniat lain aku pun tidak tahu yang jelas wanita itu juga menunggu bus untuk pulang ke arah tempat ia tinggal. hujan yang semakin besar itu menggiringkan bus tua itu menepi di depan halte. cepatkan langkahku memasuki bus tersebut. agar tidak tertinggal sembari memeluk tas coklatku. tak banyak basa basi ku duduk di sebelah wanita yang tadi di halte. memang terlihat manis saat ia tersenyum padaku. ku balas kembali senyuman itu wajar saja. terlihat arlojiku menunjukan pukul 10 malam yang terlintas sepi sekali dalam bus ini hanya beberapa penumpang saja. ingin sesekali memeluk benda empuk itu dikamarku pasti terasa nyaman sekali ditemani selimut tebal. hingga saat ini hanya terlintas dalam pikiran ku saja. turunnya langkahku menapakkan kaki dipinggir halte yang memang rumahku tak jauh dari tempat bus tua itu singgah. lampu jalan yang setengah menyala itu yang menjadi satu satunya penerang jalan yang ku lewati. tak banyak kendaraan yang hilir mudik di daerah itu. hujan pun merasa lelah hingga menurunkan butiran butiran air kecil saja. malam semakin dingin saat angin malam menyentuh seluruh tubuhku. ku tarik pegangan pintu pagar dan langsung masuk ke tempat yang sudah ku tunggu tunggu itu. ternyata orang rumah sudah pada terlelap semua tetapi pintu belum sempat mereka kunci, mungkin mereka beranggapan aku akan pulang malam ini. setelah mengunci semua pintu rumah tak lama aku pun ikut terlelap setelah ku ganti semua pakaian ku yang sejak tadi basah dan tidak karuan. pagi pun menampakan sinarnya saat ku bangun dari tidur ku aku disambut oleh perkataan ibu ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar